Mohon tunggu...
Aji Wijaya
Aji Wijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Aji Wijaya NIM : 121211036 Jurusan : Akuntansi | Universitas Dian Nusantara Dosen Pendamping : Prof. Dr, Apollo, M. Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bussines as a Victim, Silverstone, Sheetz

20 Juli 2024   09:30 Diperbarui: 20 Juli 2024   09:30 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fraud dalam konteks bisnis dapat muncul dalam berbagai bentuk, termasuk namun tidak terbatas pada pencurian aset, manipulasi laporan keuangan, dan korupsi. Berikut adalah beberapa cara umum bagaimana bisnis dapat menjadi korban fraud:

  1. Pencurian Aset:

    • Karyawan yang tidak jujur dapat mencuri aset perusahaan seperti uang tunai, inventaris, atau barang berharga lainnya.
    • Misalnya, seorang kasir mungkin mencuri uang tunai dari mesin kasir atau seorang manajer gudang mungkin mencuri barang dari inventaris.
    • Studi dari Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) menunjukkan bahwa pencurian aset menyumbang sekitar 89% dari kasus fraud yang terjadi di perusahaan, dengan kerugian rata-rata mencapai $114,000 per kasus .
  2. Manipulasi Laporan Keuangan:

    • Kecurangan jenis ini melibatkan pengubahan data keuangan untuk memberikan gambaran yang salah tentang kondisi keuangan perusahaan.
    • Tujuan manipulasi laporan keuangan bisa bervariasi, mulai dari meningkatkan nilai saham, mendapatkan pinjaman, hingga menghindari pembayaran pajak.
    • Contohnya termasuk overstatement pendapatan, understatement biaya, atau manipulasi akun cadangan.
    • Skandal besar seperti Enron dan WorldCom adalah contoh nyata dari manipulasi laporan keuangan yang menyebabkan kerugian miliaran dolar dan kehancuran perusahaan.
  3. Korupsi:

    • Korupsi biasanya melibatkan kolusi antara karyawan perusahaan dengan pihak luar untuk keuntungan pribadi.
    • Bentuk korupsi bisa berupa suap, kickbacks, atau konflik kepentingan.
    • Sebagai contoh, seorang pembeli perusahaan mungkin menerima suap dari pemasok untuk memberikan kontrak pembelian.
    • Korupsi dapat mengakibatkan biaya yang lebih tinggi bagi perusahaan, pengadaan barang dan jasa yang tidak efisien, serta hilangnya kepercayaan dari mitra bisnis dan pelanggan.
    • Menurut ACFE, kasus korupsi menyumbang 43% dari semua kasus fraud dengan kerugian median sebesar $250,000 .

Akun Penting dalam Siklus Akuntansi

Setiap siklus akuntansi dalam bisnis melewati akun tertentu yang memainkan peran kunci. Salah satu akun yang sangat penting dalam siklus akuntansi adalah akun kas. Akun kas adalah pusat dari banyak transaksi dan merupakan target utama bagi banyak bentuk kecurangan. Akun ini mencakup semua transaksi yang melibatkan penerimaan dan pengeluaran uang tunai, termasuk:

  • Penerimaan Kas:
    • Menerima pembayaran dari pelanggan
    • Penerimaan pinjaman atau investasi
  • Pengeluaran Kas:
    • Membayar pemasok
    • Pembayaran gaji karyawan
    • Pembayaran pajak dan biaya lainnya

Karena akun kas terlibat dalam begitu banyak transaksi, pengawasan yang ketat dan kontrol internal yang kuat sangat diperlukan untuk mencegah kecurangan.

  • Pengawasan yang Ketat:

    • Pengawasan yang ketat terhadap akun kas melibatkan pemisahan tugas di mana karyawan yang menerima kas tidak boleh yang sama dengan yang mencatat transaksi. Hal ini mengurangi risiko kecurangan karena satu orang tidak memiliki kontrol penuh atas proses tersebut.
    • Implementasi rekonsiliasi kas secara rutin juga penting untuk memastikan bahwa saldo kas yang tercatat sesuai dengan saldo fisik atau bank.
  • Kontrol Internal:

    • Kontrol internal yang efektif melibatkan pengaturan dan pelaksanaan kebijakan serta prosedur yang memastikan integritas dan akurasi data keuangan.
    • Penggunaan sistem pengawasan otomatis dan audit internal yang berkala dapat membantu mendeteksi dan mencegah terjadinya kecurangan.

Gambar 2: Diagram siklus akuntansi dan posisi akun kas

Salah Satu Kejahatan yang Paling Cepat Berkembang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun