Di berbagai penerbit mana pun baik mayor dan minor peran penulis sangat signifikan bagi eksistensi buku tersebut hingga dikonsumsi oleh pembaca.Â
Bagaimana jika penulis tidak mempromosikan bukunya? Jelas tidak akan tersebar luas bahkan berkurangnya royalti. Bukankah keinginan dari penulis adalah royalti dan popularitas? Mengapa buku ajar perguruan tinggi tidak lebih dominan dari buku karya sastra? Perbedaan bisa dari karakteristik pembaca (usia dan jenjang pendidikan). Selain itu, bahasa dan konten yang disajikan tidak "seberat" buku ajar perguruan tinggi.Â
Sumber gagasan dalam penulisan karya sastra bisa dibuat berdasarkan hasil imajinasi pengalaman diri sendiri atau orang lain, dari film yang ditonton, atau dari dongeng yang didengarkan.Â
Sementara itu, buku ajar perguruan tinggi dibuat berdasarkan kenyataan yang relevan di lapangan terhadap kurikulum mata kuliah, kebutuhan mahasiswa dan dosen, serta kesesuaian antara mata kuliah yang diampu dengan kompetensi dosen. Akan tetapi, dalam hal penyebarluasan keduanya memiliki kesamaan yaitu mempromosikan.
Penulis buku sastra (puisi, prosa, atau naskah drama) tetap perlu mempromosikan bukunya agar semakin populer dan tersebar luas. Orang yang bergiat di dunia penulisan dan publikasi harus siap berhadapan dengan persoalan promosi (gagasan seperti ini lebih diterima secara masuk akal bagi orang yang gemar publikasi tulisan (buku)).Â
Bukankah promosi sudah menjadi bagian dalam hidup? Seorang penulis perlu berpromosi agar tulisannya dapat dimiliki oleh pembaca, sekolah/perguruan tinggi swasta perlu berpromosi agar peserta didiknya bertambah, atau seorang yang mencari pekerjaan perlu mempromosikan kemampuannya agar diterima bekerja.Â
Oleh sebab itu, penulis yang memiliki gagasan kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk buku dan diedarkan secara luas oleh penerbit memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan buku tersebut terutama dalam hal finansial. Penulis perlu memiliki responsif terhadap hasil karyanya melalui keterlibatan dalam berpromosi sebagai bagian dari isi pikirannya yang telah berbentuk secara fisik (buku).**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H