Mohon tunggu...
aji sasongko
aji sasongko Mohon Tunggu... -

pemerhati isu-isu politik, demokrasi, dan sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ahok, Pilih Pengusaha atau Anak Buah?

14 Maret 2014   04:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:57 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ahok marah. Meja rapat digebraknya tiga kali. Jari telunjuk mengarah ke Endang Widjajanti. Bola matanya seperti hendak copot.

“Lama-lama bisa stroke gua,” keluh Ahok.

Endang hanya bisa tertunduk saat telunjuk Ahok berulang kali mengarah ke dia. Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Jakarta itu tak membela diri saat Ahok marah-marah. Diamnya Endang adalah demi membela anak buah.

Sedangkan Ahok marah lantaran BPKD dianggapnya mempersulit niat perusahaan swasta yang akan memberikan sumbangan bus ke Pemerintah Provinsi Jakarta. "Seluruh orang Indonesia harus tahu pegawai Pemprov DKI gendeng. Masak ada orang yang mau sumbang bus dikenakan pajak. Heran saya dengan cara berpikir ini. Ini pejabat ini maunya apa?" kata Ahok dengan wajah memerah.

Ruang rapat wakil gubernur DKI Jakarta pun menjadi tegang pada Selasa 11 Maret 2014 lalu. Padahal saat itu Ahok tengah menghelat rapat membahas serah terima bus ukuran sedang dari beberapa perusahaan swasta.

Selain diikuti sejumlah perusahaan penyumbang bus, rapat juga dihadiri Kepala BPKD Endang Widjajanti, Kepala Dinas Pajak Iwan Setiawandi, Kepala Biro Hukum Sri Rahayu, dan Asisten Sekda Bidang Pembangunan Wiriyatmoko.

Yang menjadi sasaran marah berusaha sabar. Ia tak menuding balik pimpinannya. Endang malah bilang Ahok pantas marah dengan kelakuan anak buahnya terkait sumbangan bus dari perusahaan swasta. Dia mengaku sudah lama tersandera karena sudah bolak balik mendesak anak buahnya menyelesaikan urusan tersebut.

Tapi, pantaskah Ahok memarahi anak buahnya di hadapan pihak swasta yang hendak menyumbang bus?

Menurut saya tak pantas sama sekali. Ahok boleh saja marah. Namun semestinya dia juga menjaga marwah dan kehormatan anak buahnya.

Tak perlulah Ahok cari muka di hadapan para pengusaha.

Wakil Ketua DPRD DKI dari PDIP Boy Bernardi Sadikin menilai negatif cara Ahok memarahi anak buah di hadapan pengusaha. Boy bahkan menyatakan dengan tegas, adalah hak Pemprov DKI untuk meminta pajak iklan kepada pengusaha yang menghibahkan bus mereka.

"Jangan mau diatur pengusaha dong! DKI itu sekarang ada target kenaikan pajak reklame. Semuanya naik, PBB aja naik. Pemprov sudah diatur (pengusaha)!" kata Boy tegas, sebagaimana dikutip dari Detikcom.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun