Pendahuluan
SMK Negeri 1 Simpang Mamplam merupakan salah satu lembaga pendidikan kejuruan yang memiliki tiga kompetensi keahlian, diantaranya adalah Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH), Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) dan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM). Salah satu kompetensi keahlian yang layak untuk dikembangkan supaya menghasilkan para petani yang handal agar mampu mengubah mindset masyarakat tentang pertanian adalah kompetensi keahlian bidang Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikutura.Â
SMK Negeri 1 Simpang Mamplam terletak di desa Blang Tambue Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, dimana masyarakat mayoritas bekerja sebagai petani, sudah tidak diragukan lagi keahliannya dibidang pertanian, mereka berfikir bahwa pertanian adalah kegiatan bercocok tanam dan itu menjadi pekerjaan yang tidak layak untuk dibanggakan, sehingga kehadiran kompetensi keahlian ATPH ini tidak membuat mereka untuk memasukkan anaknya ke sekolah ini. Mereka lebih cenderung untuk menyekolahkan anaknya ke bagian mesin dan otomotif.
Tidak bisa dipungkiri, bahwa kurikulum yang telah diatur oleh kementrian pun tidak terlepas dari bercocok tanam, baik secara konvensional ataupun modern seperti kultur jaringan, tetapi kegiatan budidaya menggunakan teknik kultur jaringan belum bisa dilakukan sampai saat ini, mengingat sarana dan prasarana belum tersedia sama sekali. Â Â
Maka dari itu, diperlukan teknik budidaya yang lebih sederhana dan dapat menghasilkan produksi yang maksimal di SMK Negeri 1 Simpang Mamplam, supaya peserta didik yang belajar di jurusan ATPH ini bisa menerapkan ilmunya di masyarakat kelak, dan yang paling penting bisa merubah pola pikir masyarakat tentang pertanian, selanjutnya kita ketahui bahwa dewasa ini lahan pertanian semakin sedikit disebabkan oleh pesatnya pembangunan yang sering menyebabkan terancam dan berkurangnya lahan untuk bercocok tanam sedangkan kebutuhan pangan dari hari ke hari semakin meningkat. Â Hal ini mendorong sector pertanian untuk memecahkan masalah tersebut denganÂ
Melakukan penanaman tanpa menggunakan tanah untuk meningkatkan penerapan efesiensi pertanian lahan sempit. Teknik pertanian yang dimaksud adalah teknik budidaya pertanian kota (Urban farming), baik secara hidroponik, aquaponik, vertikultur atau budik damber. Â
Hidroponik merupakan salah satu sistem pertanian masa depan karena dapat diusahakan di berbagai tempat, baik di desa, di kota, di lahan terbuka, atau di atas apartemen sekalipun (Hartus, 2008). Sistem budidaya hidroponik merupakan budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media tanaman dengan penambahan nutrisi hara untuk pertumbuhan. Luas tanah yang sempit, kondisi tanah kritis, hama dan penyakit yang tak terkendali, keterbatasan jumlah air irigasi, musim yang tidak menentu, dan mutu yang tidak seragam bisa ditanggulangi dengan sistem hidroponik. Hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa mengenal musim. Pemeliharaan tanaman hidroponik pun lebih mudah karena tempat budidayanya relatif bersih, media tanamnya steril, tanaman terlindung dari terpaan hujan, serangan hama dan penyakit relatif kecil, serta tanaman lebih sehat dan produktivitas lebih tinggi (Hartus, 2008).
Prinsip dasar hidroponik dibagi menjadi dua yaitu hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) dan DFT. Hidroponik NFT adalah pengerjaan atau pengelolaan air yang digunakan sebagai media tumbuh tanaman dan juga sebagai tempat akar tanaman menyerap unsur hara yang diperlukan dimana budidaya tanamannya dilakukan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Hidroponik NFT juga termasuk bercocok tanam dalam air dimana unsur hara telah dilarutkan di dalamnya.
Dalam sistem irigasi hidroponik NFT (Nutrient Film Technique), air dialirkan ke deretan akar tanaman secara dangkal. Akar tanaman berada di lapisan dangkal yang mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan tanaman. Perakaran dapat berkembang di dalam nutrisi dan sebagian lainnya berkembang di atas permukaan larutan. Aliran air sangat dangkal, jadi bagian atas perakaran berkembang di atas air yang meskipun lembab tetap berada di udara. Di sekeliling perakaran itu terdapat selapis larutan nutrisi (Indoagrow 2012).
Alat dan Bahan