Lumajang - KKN atau Kuliah Kerja Nyata dari Universitas Jember pada tahun 2022 kali ini terlaksana secara offline dengan tema terbaru "Peduli Semeru" yang berbeda dari KKN sebelumnya yaitu "Back to Village" yang dilaksanakan secara online di tengah pandemi COVID-19.Â
KKN kali ini diadakan setelah pertimbangan kepedulian terhadap bencana erupsi Gunung Semeru yang berletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. KKN UNEJ Peduli Semeru bertajuk KKN Kolaboratif dan diselenggarakan mulai tanggal 5 Januari 2022 - 18 Februari 2022. Penerjunan KKN ini diikuti oleh sebanyak 376 mahasiswa yang dilaksanakan di Kecamatan Candipuro, Kab. Lumajang.
Mahasiswa KKN terbagi menjadi 15 kelompok yang ditugaskan di lokasi yang berbeda-beda, salah satu kelompok yaitu kelompok 13 ditugaskan tepatnya di Dusun Kemamang, Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro. Desa Penanggal adalah salah satu Desa dari Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang yang menjadi tempat pengungsian sementara korban terdampak erupsi gunung Semeru.Â
Desa ini memiliki wilayah di lereng Gunung Semeru dan hamparan tanahnya secara dominan merupakan tempat permukiman dan lahan sawah, sehingga bisa diketahui bahwa mata pencaharian warga di Desa Penanggal ini mayoritas adalah berprofesi sebagai petani. Hal tersebut membuat Penanggal memiliki potensi yang cukup besar untuk dijadikan desa wisata yang menekankan pada segi agraris desa tersebut.Â
Tidak hanya itu, Penanggal juga memiliki UMKM yang memiliki potensi untuk menjadi sumber pendapatan dan ciri khas desa tersebut, serta juga fakta bahwa desa ini memiliki aksesibilitas jalan yang baik dan sebagai salah satu jalur wisata Semeru sehingga bisa meningkatkan peluang supaya potensi desa bisa terangkat ke permukaan.
Identifikasi Permasalahan
Dusun Kemamang merupakan salah satu dusun yang berada di Desa Penanggal Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Dusun ini terletak sekitar 45 km dari gunung Semeru. Jumlah penduduk Dusun Kemamang yaitu kurang lebih 400 jiwa. Mayoritas penduduk di Dusun Kemamang berprofesi sebagai Petani, selain menjadi petani ada beberapa penduduk yang memilih menjadi pelaku usaha atau wirausahawan.Â
Bapak Pairan adalah pemilik home industry Gula Merah dari Nira Kelapa. Kendala utama yang dialami paska erupsi Semeru yang pertama adalah biaya produksi. Untuk memproduksi gula merah, Bapak Pairan memerlukan kayu sebagai bahan bakar untuk memasak nira hingga menjadi gula merah. Biaya untuk kayu bakar sekitar 900 ribu/bulan. Masalah kedua yaitu kurangnya minat pasar terhadap produk gula merah yang dihasilkan.Â
Hal tersebut dikarenakan gula merah jarang digunakan sebagai keperluan sehari-hari, hal ini berpengaruh pada harga gula merah yang menjadi murah sebab kurangnya permintaan. Masalah terakhir adalah tenaga kerja dalam proses produksi/pembuatan gula merah tersebut, kegiatan produksi gula merah ini masih dilakukan oleh satu orang yaitu oleh pemilik home industry itu sendiri.
Program Kerja KKN