Mohon tunggu...
Aji Nurhamzah
Aji Nurhamzah Mohon Tunggu... -

Aji Nurhamzah: Tidak ada ....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Akibat Pencabulan

1 April 2015   22:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:40 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalan 17

Minyak rambut setebal roti tawar

Bibir berminyak, mengekilap kebablasan

Mengedipkan mata berulang-ulang

Jalan bersiul, aduhay.

Rok Mini

Pelan-pelan dibuka

Menggiurkan, benang-benang terlapas

Satu helai

Dua helai

Kapan kau selesaikan itu?

Lampu Merah

Bedebah!

Anak kecil terobos lampu merah

Sudah dewasa

Terobos anak orang.

K

Ku

Ku

Ka

Ki

Ka

Ka

Ka

Ku

Maestro

Bbm

Kayu bakar

Ekonomi

Isis

Terombang-ambing dalam dunia maya.

Kisruh tidak sedap.

Menstruasi

Budak belian di kampung itu

Menangkap ikan di bawah persaingan modal

Kelas pekerja hanya imbalan pahala

Mati kelaparan masuk surga

INDREV

Si Kro

Si Mu

Si Pro

Si Mar

Mau tidak? Gigih dahulu

Merah

Bukti,

Manipulasi

Jalan ke kiri dicegah masal

Dobrak saja isi kepalanya.

Merdeka

Merah-putih

Di atas makam pahlawan

Tumpul di Kepala

Berjubel antrean di hulu depan

Membaca undang-undang bekal persiapan

A B C D E pilihan ganda yang tidak terlupakan

SMA jadi acuan

Anggota Dewan kebablasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun