Mohon tunggu...
Aji Nurhamzah
Aji Nurhamzah Mohon Tunggu... -

Aji Nurhamzah: Tidak ada ....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sarinah dan Metallica Jakarta

1 April 2015   07:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:42 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sarinah,

Hanya masjid dan warteg yang mengakui keberadaanmu saat ini

Segelas kopi menjadi teman gurau

Sebatang roko menjadi isarah kepada Dewa, agar gumammu didengarnya

Dua ribu tahun ini

Betapa cuihnya Jakarta kepadamu!

Sarinah!!!

Di mana Jakarta yang dulu?

Apa kau tahu?

Jakarta, kini sudah besar

Layaknya petugas ronda kebingungan

Mencari maling

Maling tak ada

Mencari burung

Burung tak ada

Mencari istri?

Istripun tak ada

Jakarta itu,

Serba guna

Jadi tong sampah besar

Lapangan sepak bola

Tempat parkir bebas

Apalagi menjadi tempat mesum ParaMentri!

Sarinah….

Senyum yang kemayu membuatku yakin, engkau si penjaga warteg itu. Apa kau tahu?

Ribuan lalulalang

Sepatu,

Sandal,

Sampai gerobak memikul beratnya dosa Jakarta.

Amboy!!!

Romantika pergulatan ibu tiri.

Kabel-kabel usang melambai-lambai,

Bersorak,

Melihat Jakarta menjadi arena tinju dan pacuan kuda.

Tidakkah bising?

Tapi, tetap saja kau duduk samping bakul-bakul tua yang kau rawat itu.

Hidupmu kurang bergairah Sarinah

Sedikit ambisi politisi kiranya.

Sikut sana

Sikut sini

Peluk sana

Rangkul sini

Itu,

Sarinah

Yang merubah hidupmu lebih berbobot sampai ujung rambut.

Pacu kuda di pelataran rumahmu

Pacu,

Sampai tulang-tulangnya remuk.

Aku,

Sedikit risau

Kau kalah dalam pergulatan

Dijadikan budak oleh impian

Entah,

Sampai angin tak mau mencium aroma bau bajumu.

Sepatu dan sandal berlari, berebut angin surga dengan wewangian pribumi.

Mati

Kau kalah dalam pergulatan.

Aji Nurhamzah 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun