Mohon tunggu...
Aji Nur
Aji Nur Mohon Tunggu... Foto/Videografer - konten kreator

Aji Nur Konten Kreator, dan penulis buku "DEBATIN AJA BESTIE"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Kuning

4 Juli 2023   05:23 Diperbarui: 4 Juli 2023   05:32 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

DRAMA “SI KUNING” PEMERAN
Mesty sebagai ibu
Udin sebagai anak pertama
Uma sebagai anak kedua
Anggun sebagai anak ketiga
Bunga sebagai pembawa cerita (PROLOG)
DI kampung hiduplah satu keluarga ibu yang sudah tua, dan 4 anaknya. 3 anaknya merantau ke ibu kota untuk memperbaiki kehidupanya. Sedangkan anak terakhirnya harus menjaga sang ibu di kampung.
SUASANA: BERDIRI DI DEPAN RUMAH DAN BERPAMITAN
DIALOG
Udin : bu aku pergi ke kota ya dengan uma dan anggun
Ibu : hati-hati ya nak, jaga kesehatan dan jaga adik-adikmu, kalau ada apa apa kabarin ibu ya nak
Anggun : iya bu, yasudah kami pamit ya bu Uma : dek jaga ibu baik-baik yah
Aji : iya kak
PROLOG
mereka bersalaman, dan melambaikan tangan. Waktu terus berlalu hari silih berganti, ibu bercerita kepada anak bungsunya, tentang bagaimana saat suaminya masih ada. Rasa rindu menyelimuti hidupnya.
SUASANA : DUDUK DI TIKAR BERSAMA
ibu : nak, ibu teringat tentang bapak yang 2 tahun di panggil yang maha kuasa
aji : aku juga kangen masa bapak ngajak aku mancing di kolam bu tani, terus ketahuan bu tani nya lalu aku lari bersama bapak
ibu : bapak emang selucu itu nak, bahkan dulu mengajak ibu jalan-jalan ke pingir sungai lalu terpleset, dan kakinya kena lumpur hehehe
aji : hahaha ada ada aja si bapak...
1

PUISI “SEPARUH RAGA” KARYA AJI NUR
Tiap hari
Ia duduk di depan televisi Dengan rasa kesepian
Tak ada yang mendengarkan
Ia terkejut di tinggalkan oleh seorang pria yang menemani hidupnya
Pria itu sudah ada di dalam tanah
Tidak bisa ditemukan lewat denah
Separuh raganya sudah hilang Tak ada tempat untuk bilang
Dia sedih, dia lemah, dia rapuh...
PROLOG
Waktu terus berlalu, ibu sudah semakin tua umurnya menuju senja, tubuhnya sudah sangat rentan sekali terkena penyakit, pikiranya sudah kabur memikirkan bagaimana ketiga anak- anaknya, lalu Ibu jatuh sakit....
SUASANA : IBU MENYENDER DI TEMBOK, KARENA SAKIT
ibu : ji kamu sudah telpon kakak-kakakmu belum? Aji : sudah bu, nanti mereka pulang
Ibu : tak usah suruh mereka pulang, biarkan mereka mengejar mimpi-mimpinya. Ibu hanya ingin tau keadaan mereka seperti apa?
Aji : iya bu, nanti ku sampaikan
Aji (melepon) : coba telepon ka udin deh
Udin : (aji mau ngapain sih) ngedumel
Aji : ko gak di anggat ya, coba ka uma deh, hallo ka uma, ka kondisi Uma : (mengangat lalu menutup) bentar ya dek, kakak masih ada urusan Aji : ko di mattin sih, hmm gimana ya, eh ka anggun
Anggun : (tak di angkat)
Aji : duh bagaimana bisa ngabari kondisi ibu ke mereka
2

PROLOG
Bohong! Bohong! Aji terus bekali-kali berbohong. Bilang sudah menelpon kakaknya, padahal teleponya tak pernah di angkat, aji bingung harus berkata apa kepada ibunya.....lalu waktu berjalan dan anak-anaknya pulang, namun peristiwa terbesarpun terjadi..
Udin : alhamdulilah kita pulang
Anggun : iya kak akhirnya kita pulang juga
Uma : eh sebentar deh ka ko ada bendera kuning dihalaman rumah ibu , apa jangan-jangan terjadi sesuatu sama ibu
Udin,Anggun : yasudah lah kita cek saja kedalam
SUASANA : bendera kuning terpampang, kakak nya pulang, ibu sudah tidur terlentang tak bernapas
Di depan pintu rumah Udin, uma, anggun : bu bu ibu ibu (ketiganya menangis sambil berteriak)
Udin : kamu kenapa gak ngabarin kalau ibu sakit! Kamu kenapa diam aja hah! Kemana saja kamu, kakak sudah menitipkan ibu sama kamu, tapi kenapa terjadi seperti ini !
Anggun : KALAU KAMU GAK BECUS NGURUSIN IBU, BILANG! BIAR KAKAK YANG URUS IBU , TERUS IBU INI SAKIT APA? SAKIT APA DEK! BILANG! BILANG SAMA KAKA JANGAN DIAM SAJA!
Uma : ka cukup ya kaka menyalahkan adik, cukup kaka mananyakan hal ini hal itu tentang ini tentang itu, kaka tau kan kondisi sekarang itu seperti apa? Kaka paham kan? Dan sekarang tugas kita adalah bagaimana caranya untuk menerima dan mengikhlaskan kepergian ibu bukan menyalahkan satu sama lain. Dan untuk kamu dik kaka minta maaf yah kaka ga selalu ada buat kamu dan ibu
Aji : (hanya terdiam)
Di saat kakaknya melihat ibu yang tidur untuk selamanya aji mengeluarkan semua isi hatinya
PROLOG AJI
KALIAN TAK TAU APA YANG KU RASAKAN, KALIAN MENANGIS SEDIH MERASA KEHILANGAN, MERASA BERSALAH! HEH TERLAMBAT! KEMANA SAJA WAKTU AKU MENELPON UNTUK MENGABARI, KONDISI IBU? KEMANA SAJA? BARU AKU KABARI IBU AKAN MEMBAGI WARISAN. KALIAN PULANG! PULANG KALIAN!
MUNAFIK!DI SAAT KALIAN HIDUP DENGAN APA YANG KALIAN MAU, AKU! AKU! AKU! MENAHAN EGOKU UNTUK SELALU BERSAMA IBU. AKU MENGANTI PAKAIAN, MEMANDIKAN, DAN MENYIAPKAN MAKANAN UNTUKNYA! UNTUK IBU! UNTUK IBU!
IBU HANYA INGIN TAU KABAR KALIAN! SEBELUM DIA PERGI UNTUK SELAMANYA!
3

PROLOG ENDING
Menaiki mobil untuk perjalanan jauh saja, harus berhenti saat rest area. Mengejar mimpipun harus begitu, kau butuh berhenti untuk bernafas, “Pergi yang jauh nak, jangan lupa pulang” kalimat ini yang ingin ibu sampaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun