Mohon tunggu...
Aji Nugroho
Aji Nugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berusaha bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan Islam pada Masa Keemasan Dinasti Abbasiyah

20 Juli 2023   20:49 Diperbarui: 20 Juli 2023   21:03 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan Islam pada Masa keemasan Dinasti Abbasiyah

Oleh: Aji Setyo Nugroho

Dinasti Abbasiyah atau Bani Abbasiyah adalah kekhalifahan Islam ketiga yang memerintah pada periode 132-656 H / 750-1258. Dinasti Abbasiyah resmi berdiri setelah memenangkan revolusi atas kekhalifahan Bani Umayyah pada tahun 750 Masehi. Pendiri dinasti Abbasiyah yang sekaligus menjadi khalifah pertama adalah Abdul Abbas As-Saffah. Dinasti Abbasiyah mendirikan ibu kota baru di Baghdad, yang menjadi pusat budaya dan intelektual Islam pada masa kejayaannya.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa perkembangan peradaban Islam mengalami puncak keemasannya pada masa Abbasiyah. Hal ini terjadi, tentunya tidak luput dari kebijakan para khalifah dan peran yang mereka lakukan selama kepemimpinannya. Dari total 37 khalifah yang memimpin Bani Abbasiyah selama 5 abad, terdapat beberapa khalifah yang cukup terkenal dalam sejarah peradaban Islam, antara lain: Ja'far Al-Mansur, Harun Al-Rasyid dan Al-Makmun.

Yang pertama adalah Ja'far Al-Mansur, beliau dikenal sebagai khalifah yang tegas dan cerdas. Selama masa jabatannya beliau menetapkan tujuh kebijakan khalifah yang menjadi pedoman bagi pemerintahan Abbasiyah, kemudian kebijakan tersebut menjadi cikal bakal motivasi besar Bani Abbasiyah dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Kemudian Harun Al-Rashid, dia adalah khalifah yang paling dihormati dan saleh. Masa pemerintahan khalifah Harun Al-Rashid merupakan puncak kejayaan Bani Abbasiyah. Kebijakan Harun Al-Rasyid yang terkenal adalah mendirikan Bayt Al Hikmah yang merupakan lembaga pemikiran dan kebudayaan pada masa itu. Yang ketiga adalah khalifah Al Ma'mun, beliau dikenal dengan sifat pemaaf, karena pada saat itu beliau memaafkan beberapa orang yang memberontak terhadap kekuasaannya. Dan dia juga mencintai sains dan sangat peduli dengan masalah sosial, seperti ayahnya, Harun Al-Rashid.

Jika kita berbicara tentang sejarah Bani Abbasiyah, tentunya tidak lepas dari perkembangan peradaban yang berkembang sangat pesat pada masa kepemimpinan khalifah Abbasiyah, yang disebabkan oleh peran dan kebijakan khalifah pada masa itu. Dinasti ini mengalami kemajuan demi kelangsungan agama Islam, sehingga Dinasti Abbasiyah dikenal sebagai “The Golden Age of Islam”(Hasibuan, 2022). Ada beberapa kemajuan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah yang dapat kita pelajari dalam pembahasan ini. Di antara kemajuan yang dimaksud adalah di bidang politik, pemerintahan, ekonomi, sosial, dan pendidikan.

Di bidang politik, untuk memperkuat kepemimpinan dinasti Ababsiyah, khalifah Abdul Abbas As-Saffah mengumpulkan pasukan yang cukup kuat untuk melawan semua pemberontak yang dirasa menjadi ancaman dan gangguan bagi kepemimpinan masa depan dinasti Abbasiyah. Meski saat itu masih terjadi pemberontakan yang muncul dari waktu ke waktu.

Kemudian dalam bidang pemerintahan, jika dalam pemerintahan Bani Umayyah dulu diisi oleh kerabat dekatnya yang dalam hal ini keturunan Arab, sebaliknya Bani Abbasiyah dalam menjalankan pemerintahannya diisi oleh orang non-Arab. Hal ini karena salah satu faktor penyebab pemberontakan Bani Umayyah adalah keturunan non-Arab yang dianggap sebagai anak tiri atau kurang perhatian. Pada masa pemerintahan Abbasiyah, banyak negara non-Arab masuk Islam. Asimilasi berlangsung secara efektif dan bernilai guna. Bangsa-bangsa ini menempatkan taruhan tertentu dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam Islam (Fahruddin, 2009).

Berikut beberapa kebijakan yang dilakukan pada masa Abbasiyah: Khalifah sebagai kepala pemerintahan dan penguasa tertinggi, Wazir sebagai orang yang mengangkat dan menurunkan pegawai menurut syariat Islam, Hajib sebagai perantara antara rakyat dan khalifah, Jallad sebagai penegak hukum bagi terdakwa.

Kemudian dalam pemerintahan daerah, pemerintahan Abbasiyah dibagi menjadi dua; pusat dan daerah. Pusat sendiri dipimpin oleh khalifah, sedangkan wilayah disini dianggap sebagai wilayah yang dipimpin oleh seorang Amir yang mewakili tugas khalifah dan bertanggung jawab penuh atas khalifah.

Selanjutnya dalam bidang ekonomi pemerintahan Abbasiyah di bawah kekhalifahan Harun Al-Rashid pada masa itu mencapai puncak kemajuan dalam bidang ekonomi, hal ini disebabkan semakin meningkatnya perhatian pemerintah terhadap berbagai sektor antara lain: perdagangan, industri dan pertanian. Dimana keuntungannya digunakan untuk kepentingan rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun