Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Skenario Jatuhkan Dahlan Iskan?

6 Januari 2014   07:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:06 1544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedikit sekali dinegeri ini Pejabat Negara yang mau mengaku "Salah," ketika sebuah kebijakan yang diberlakukan dianggap merugikan dan memberatkan kepentingan rakyat banyak. Sejatinya memang, apa pun kebijakan yang akan dikeluarkan oleh Pemerintah/BUMN tetap saja harus mengacu pada kepentingan rakyat banyak, karena memang rakyatlah pemilik kedaulatan didalam negara ini, pemerintah hanyalah penerima amanah dan penyelenggara negara dan pemerintahan. Terkait kenaikan harga LPG nonsubsidi12 kg yang sudah menuai protes dari kalangan masyarakat, ternyata pemerintah selaku pemegang saham tunggal BUMN Pertamina, merasa tidak tahu kalau Pertamina menaikkan harga LPG nonsubsidi 12 kg sebesar kurang lebih 68%, pemerintah menganggap hal tersebut memang merupakan otoritas dan domain Pertamina, sementara pertamina merasa jauh-jauh hari sudah memberitahukan akan adanya kenaikan kepada para menteri dan pejabat pemerintah terkait. Singkat cerita, terkait kekisruhan ini, ketika semua pejabat pemerintah termasuk juga Presiden buang badan, dan merasa tidak bertanggung jawab terhadap keputusan kenaikan harga LPG 12 kg, maka Menteri BUMN Dahlan Iskan (DI) pasang badan, dan mengaku orang yang paling bersalah atas kebijakan tersebut. Benarkah ini kesalahan DI semata, apa benar selaku pemegang otoritas dan domain terhadap kebijakan ini Pertamina tidak perlu melaporkan pada pemerintah, sementara saham mayoritas Pertamina dikuasai oleh Pemerintah. Adakah semua ini merupakan sebuah politisasi, ada kemasan politik yang membalut kenaikan LPG 12 kg ini, yang memanfaatkan momentum ini untuk menjatuhkan DI yang sekarang ini berdasarkan hasil survey memiliki rating yang cukup tinggi jika dibandingkan Capres Konvensi Demokrat lainnya. ? Seperti kita ketahui, sebelumnya DI sempat dilaporkan oleh akun Siluman @triomacan2000 kepada Menseskab Dipo Alam, diduga DI terlibat beberapa kasus korupsi, karena yang melaporkan akun siluman, maka laporan tersebut dianggap tidak memiliki kekuatan hukum. Menurut Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti, DI diduga dijadikan target, tak lepas karena namanya makin kokoh sebagai pemuncak dalam berbagai survei kandidat calon presiden Partai Demokrat. Sementara nama yang digadang-gadang kelompok elit tertentu, tak jua menuai kesan postif di tengah masyarakat. Dengan rusaknya nama DI dalam kasus ini, maka peluang Capres yang memang dinominasikan untuk memenangkan Konvensi Capres Demokrat semakin mudah untuk dimenangkan. Kalau melihat kronologis pelaporan @triomacan2000 kepada Dipo Alam dan terjepitnya DI dalam kebijakan menaikkan harga LPG 12 kg ini, asumsi yang dikemukan oleh Ray Rangkuti sangatlah logis, dan tidak menutup kemungkinan memang ada skenario untuk menjatuhkan famor DI dalm Konvensi Capres Demokrat. Sah saja Ray berasumsi demikian, karena memang ada dasarnya, begitu juga masyarakat boleh saja berasumsi apa pun terhadap peristiwa-peristiwa diatas, namun kebenarannya nanti akan kita lihat secara bersama-sama. Sumber berita dan foto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun