Kenapa kader Partai Demokrat banyak yang sok tahu, padahal apa yang mereka katakan selalu tidak pernah sejalan dengan langkah Presiden SBY yang juga Ketua Dewan Pembina partainya. Lihat saja pernyataan Ramadhan Pohan tentang PKS,
"Silakan PKS mau ngancam apa pun. Tak ada yang bisa mendikte, apalagi menekan-nekan SBY,” kata Ramadhan.
Pada kenyataannya Presiden SBY tidak bisa berbuat apa-apa terhadap tekanan PKS, Presiden SBY tidak bisa mengabaikan begitu saja Kontrak Khusunya dengan PKS. Seperti yang dikatakan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq sempat menyatakan semua menteri PKS akan ditarik keluar dan menjadi oposisi jika ada satu saja menterinya dicopot oleh SBY. »Sejak awal, PKS sudah meneken kontrak politik," kata dia.
Presiden SBY bukanlah tipikal orang yang konsisten dengan ucapannya, dan itu sudah terbukti dalam banyak hal, aturan tentang UU kementerian saja bisa berubah seketika sesuai dengan kepentingannya.
Selain itu, melakukan moratorium PNS, untuk mengurangi beban anggaran pemerintah, tapi disisi lain menambah kursi dalam kabinet untuk posisi Wakil Menteri, sekalipun Menteri Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, bahwa penambahan wakil menteri tidak memboroskan anggaran negara, namun pada realisasinya tetap saja ada pos tambahan dalam anggaran negara khususnya di Kabinet.
Seperti yang dikatakan Pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan, dalam perombakan kabinet, Yudhoyono tak mengambil langkah yang membahayakan koalisi. »(Yudhoyono) tak akan berani menendang PKS,” kata Yunarto di Jakarta kemarin.
Maka kalau kita melihat pernyataan Yunarto, pernyataan Ramadhan tersebut terkesan hanya asal bicara, dia tidak mengenal karakteristik Presiden SBY yang sebenarnya. Ramadhan bisa saja bilang, SBY tidak bisa didikte siapa pun, tapi apa bila pada kenyataannya nanti, SBY mengakomodir semua persyaratan yang di ajukan PKS, itu artinya apa yang dikatakan Ramadhan hanyalah "Omdo" alias omong doang.
Sumber tulisan: Tempointeraktif.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H