Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partai Besar, Ketua Besar, Bos Besar dengan Kasus Besar

16 Januari 2012   06:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:50 955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada negara yang besar, yang berkuasa pun partai yang besar, begitu juga pada proyek yang besar, yang memegang jatah terbesar tentunya juga partai besar. Sama halnya kasus-kasus yang besar, yang terkait juga politisi partai yang besar. Ternyata partai besar mempunyai banyak masalah yang besar.

Kasus- besar besar adalah kasus pembesar partai yang besar, ada "Ketua Besar" dan ada pula "Bos Besar." Ternyata partai demokrat senang yang besar-besar, mulai dari ketua dewan pembina yang berbadan besar, sampai mengumpulkan para koruptor besar, hanya sayangnya para politisi Demokrat tidak memiliki nyali yang besar.

Tidak selamanya yang besar itu mendatangkan manfaat, padahal seharusnya sesuatu yang besar itu bisa memberikan manfaat yang besar pula. Tapi apesnya Demokrat sebagai partai yang besar, malah banyak menuai masalah besar. Lihat saja sekarang Sang Ketua Besar sedang menjadi sorotan, begitu juga Si Bos Besar.

Setelah meraup keuntungan dari proyek besar, ternyata partai besar ini dirundung masalah besar, kisruh ditubuh partai ini bermula dari proyek-proyek besar, banyak pembesar partai ini yang terkait korupsi besar, sehingga membuat pusing ketua dewan pembina yang berbadan besar. Akankah Sang Ketua Besar dan Si Bos Besar terseret kepengadilan ? Rasanya sangat jauh dari kemungkinan.

Itulah enaknya menjadi orang besar didalam partai yang besar, karena mempunyai pengaruh yang besar, sehingga dengan mudah bisa mengorbankan yang kecil-kecil. Partai Besar dengan kasus-kasus yang besar, sangat besar pula pengaruhnya, karena dukungan penuh Ketua Dewan Pembina yang merupakan Pembesar dinegeri ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun