Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik

Negeri Auto Pilot

13 Januari 2012   10:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:56 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Negeri Auto Pilot," inilah tulisan dari pajangan spanduk dijalanan yang beberapa hari sempat terpampang dibeberapa titik strategis di Ibu Kota, namun hari ini (13/1/2012), sudah menghilang dari pandangan mata. Sepertinya Negeri Auto Pilot ini merupakan analogi Indonesia saat ini, negeri yang berjalan dalam sistem otomatis tanpa ada yang mengendalikannya. Benarkah Indonesia negeri yang berjalan sendiri ? Ada pemerintahan tapi seperti tidak ada yang menjalankannya. Adakah spanduk tersebut menyindir Pemerintahan SBY, ada namun seperti tidak ada, ada tapi tidak bisa dirasakan keberadaannya, pemerintahan seperti berjalan sendiri tanpa dikendalikan, sementara rakyatnya pun berjalan sendiri tanpa ada yang memimpin. Berdasarkan pengamatan Effendi Gazali seorang master komunikasi politik dari Universitas Indonesia, tulisan tersebut merupakan luapan ketidakpuasan terhadap suatu keadaan khususnya di pemerintahan. "Pengertiannya bervariasi, mulai dari tidak bangun infrastruktur sampai membiarkan rakyatnya ditembak oleh aparat yang mengabdi pada pengusaha atau investor. Juga soal makin terasa kuatnya pengaruh neoliberalisme," papar Effendi. Kalau kita bicara pemerintahan itu artinya kita tidak membicarakan SBY sebagai individu, tapi membicarakan pemerintahannya secara keseluruhan, kalau mau dikatakan pemerintahan ini telah gagal, itu tidak semata-mata kegalan SBY, tapi sebagai pemimpin SBY bisa dianggap kurang mampu menjalankan pemerintahan dengan semestinya, sehingga pemerintahannya terkesan berjalan sendiri secara otomatis tanpa ada Pilotnya. Seperti itu juga yang dituturkan Effendy, tetap tidak adil jika hanya menyalahkan sang 'pilot'. "Kan ada awak pesawat juga (para menteri) dan pengawas udara (DPR). Kalau teman-teman pembuat pesan, itu sudah benar. Bahwa mereka memasang pesan politik dengan gaya popular communication karena jiwa seni dan mereka memang di luar sistem," katanya. Sumber tulisan : http://m.tribunnews.com/2012/01/13/menggali-makna-spanduk-negeri-auto-pilot

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun