Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Momok Politik "Yang Menakutkan"

6 September 2012   14:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:50 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Momok Politik

Kadang politik seperti pocong yang menakutkan
Kadang politik seperti meriam
Yang siap memborbardir lawan-lawan
Bahkan menulis tentang politik pun
Sudah sangat menakutkan keluarga
.
Karena sudah banyak nyawa yang dihilangkan
Karena politik
Karena sudah banyak orang yang hilang
Karena politik
Politik sudah tidak lagi menggelitik
Politik sudah menjadi momok yang menakutkan
.
Politik pun bisa menciptakan teror
Teror politik dan teror yang mengusik ketenangan
Dengan teror pula politik menjadi kesenangan
Didalam rumah pun terteror karena politik
Karena bagi keluargaku politik bukanlah menyenangkan
.
Tulisan-tulisan politikku
Yang membuatku terasing dikeramaian
Tulisan-tulisan politikku
Membuatku menjadi menakutkan
Begitu takutnya keluarga pada politik
Karena mereka takut
Aku pun akan dihilangkan
.
Aku bertanya..kenapa politik begitu ditakutkan
Padahal yang menakutkan
Bukanlah politik
Tapi orang-orang yang berpolitik
Dan orang-orang yang menjadikan politik menjadi licik
Bukankah politik hanyalah cara mencapai tujuan
.
Aku ada dipersimpangan
Diantara berbagai pilihan hidup
Aku berpikir tentang politik
Aku menulis tentang politik
Atau aku pun harus berpolitik
Sungguh aku jijik dengan politik
Karena aku tidak ingin menjadi picik dan licik
Karena berpolitik
.
Betapa politik sudah menjadi sesuatu yang menakutkan
Aku tersudut bimbang dalam berbagai pilihan
Keluargaku atau politik..
Karena politik menakutkan mereka..

___________________
Jakarta, 6 September 2012

Salam Ajinatha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun