[caption id="" align="aligncenter" width="496" caption="illustrasi : 3.bp.blogspot.com"][/caption]
Korupsi para penilap duit rakyat, seperti para pesulap
Menilap duit rakyat bagai disulap, jumlah yang kecil pun di Mark Up
agar cukup dikorup membiayai hidup dan membiayai partai
Tanpa malu tanpa tedeng aling-aling yang maling pun di aling-aling
agar tidak mudah tertangkap, dan kejahatan pun tidak terungkap
.
Ramai-ramai menilap duit rakyat, satu dikorbankan untuk ditangkap
yang berkuasa menguasai bawahannya, bawahannya pun menguasai bawahannya pula
Yang berkuasa dan keluarga dilindungi, agar tidak tercemar korupsi
tapi apa bedanya, korupsi tetap saja korupsi namanya
Ingin terlihat bersih dengan membangun citra diri
Hukum dipolitisasi, politik tanpa demokrasi
.
Penilap yang juga pesulap, menilap dengan menggila
menggelembungkan nilai kecil dengan cara disulap
birokrasi dipatahkan dengan kewenangan
Kewenangan yang tidak ada yang bisa mematahkankan
Raja diraja turut menjadi penilap, dan menyulap nilai dengan sesukanya
Raja diraja dianggap dewa, disembah bagai sesembahan
.
Raja diraja dan para penilap, berkolusi menghabiskan kekayaan negara
menyulap kekayaan negara menjadi kekayaan pribadi dan para koroconya
Brankas negara terbuka, ditilap dengan suka-suka
Hukum dan kekuasaan sudah bersanding membodohi rakyatnya
Politik sudah menjadi orkestra, yang menyanyikan secara koor
Segala macam bentuk tipu daya
Tinggallah rakyat menderita dan membayar Hutang Negara.
_______________________
Jakarta, 10 Juli 2012
Penikmat Orkestra para penjarah negara
Salam - Ajinatha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H