Saat acara Kompasianival yang baru lalu, ketika ngobrol dengan Iwan J.Piliang, saat ketemu beliau bersama Pak Julianto Simanjuntak, Arie Budiman La Ede dan pak Thamrin Dahlan di Satay Khas Senayan, di lantai 1 FX Plaza, kami sedikit membicarakan tentang keseriusan jurnalis sekarang ini.
Iwan sempat mengatakan kalau Jurnalis sekarang ini agak malas melakukan verifikasi berita, sehingga Akurasi sebuah berita seringkali tidak didapatkan. Teringat pembicaraan ini saya menjadi terpikir dengan Video Kasus Mesuji. Ada dugaan sekarang ini konten video tersebut adalah hasil rekayasa.
Seharusnya pemberitaan soal kasus Mesuji ini tidaklah digembar-gemborkan terlebih dahulu, sebelum dilakukan verifikasi otentisitas video tersebut, karena memang banyak kejanggalan dalam kasus tersebut, sepertinya ada upaya untuk memblow up kasus Mesuji untuk kepentingan politik.
Beberapak kejanggalan dari kasus tersebut:
- Kasus pembantaian mesuji itu diberitakan terjadi sejak tahun 2009 - 2011, lantas kenapa baru sekarang diangkat dan dibertikan, apakah selama ini tidak ada yang tahu kasus tersebut.
- Apa alasan mempertontonkan video pembantaian sadis tersebut didepan anggota dewan, dan terbuka didepan media, apakah ini sebuah bentuk provokasi.
- Sebagai apa fungsi Syaurif Kadi dalam pelaporan ini, kenapa Syaurif Kadi tidak melakukan investigasi terlebih dahulu untuk mengecek kebenaran semua isi video tersebut.
Disinilah fungsi jurnalis, tidak sekedar menyampaikan berita, tapi juga mengecek kebenaran berita yang akan dimuat ke Media, sehingga pemberitaan yang disuguhkan tidak ikut memprovokasi kemarahan pembaca. Kalau membaca hasil pemberitaan media tentang kasus Mesuji, sangat mungkin bisa memicu kemarahan pembaca, hal seperti inilah yang diinginkan orang yang ada dibalik pembuatan video tersebut.
Jadi kalau saya mengkaitkan dengan pernyataan Iwan J.Piliang diatas, saya bisa mengamini apa yang dikatakannya, ternyata jurnalis kita memang malas melakukan verifikasi berita. Kemalasan ini sangat berdampak besar pada hasil pemberitaan medianya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H