Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Serius Mengamati Prilaku Politisi

7 April 2012   11:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:55 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ideologi sesungguhnya Partai Politik itu adalah Kepentingan dan Kekuasaan, jadi jangan terlalu naif dalam mengamati sepak terjang partai politik, kapan pernah ada partai politik yang arah kebijakannya untuk kepentigan rakyat, dinamika politik adalah dinamika berbagai kepentingan, kepentingan politik, kepentingan partai juga kepentingan untuk meraih kekuasaan dengan memenangkan pertarungan politik. Etika politik adalah sesuatu yang langka dalam berpolitik, satu sama lain saling menyerang dan menuduh tidak memiliki etika politik, namun pada kenyataannya, tidak satu pun dari partai politik yang memiliki etika berpolitik. Jangan terlalu mudah tertipu dengan jargon politik, ini bukanlah agitasi atau pun provokasi, tapi memang demikianlah kenyataannya yang ada didepan mata kita. Partai politik hanya pandai menjual performa, namun tidak pandai mengemasnya dengan baik, sehingga semua tipu daya dan tipu muslihatnya terhadap rakyat sangat mudah untuk dibaca. Kapan partai politik benar-benar butuh sama rakyat, ya saat mereka membutuhkan dukungan rakyat, namun ketika semua kepentingannya sudah tercapai, maka kepentingan rakyat pn diabaikan. Pertarungan politik di Setgab koalisi layak dicermati, untuk pembelajaran agar kita lebih cerdas menempatkan diri ditengah kepentingan partai, buat apa kita terlibat secara emosional dalam melihat prilaku dan sepak terjang mereka, karena hal itu hanya buang-buang enerji saja. Tidak ada yang bisa kita nilai mana yang salah dan mana yang benar, setiap sikap dan keputusan politik yang diambil oleh sebuah partai, itu adalah bagian dari trik mereka memenangkan pertarungan dan menaikkan posisi tawar mereka dalam pertarungan, dan yang tahu hanya mereka, kalau pun rakyat menjadi korban dari semua pertikaian tersebut, itu semata karena rakyat tidak pernah berusaha untuk "Melek" terhadap politik. Kalau partai politik dianggap hanya membodohi rakyat, itu semua karena ada yang bisa dibodohi, coba kalau rakyatnya pintar, tentu tidak akan mudah dibodohi oleh partai politik. Lima tahun sekali kita disuguhkan sandiwara demokrasi, tapi dengan senang hati kita nikmati, bahkan hanya dengan lembaran rupiah saja suara kita dengan mudah mereka beli, tapi begitu mereka menang namun hasil kerja mereka mengecewakan kita, maka serta merta kita pun mencaci maki mereka dan lupa kalau suara kita pernah mereka beli. Jangan juga pernah berpikir bahwa berpolitik itu harus punya rasa malu dan harga diri, arena hal yang seperti itu adalah barang langka dalam dunia politik, kalau saja politisi kita punya rasa malu dan harga diri, maka rakyat Indonesia ini sudah sejahtera dan sentosa sejaka dulu kala. jangan muluk-muluk berharap pada baiknya mental dan moral politisi, selama iklim dan sistem berpolitiknya belum sehat, kadang saya terheran-heran, banyak teman-teman mau memperdebatkan sesuatu yang mereka pikirkan terlalu serius, sementara orang-orang politiknya sendiri dalam berpolitik tidaklah serius, tapi kok kita yang mengamati menjadi emosonal melihat sepak terjang dan prilaku mereka yang memang tidak beradab tersebut. Amati saja sepak terjang mereka, namun jangan terpancing secara emosional untuk memperdebatkannya. Illustrasi gambar : http://iponkyz.files.wordpress.com/2012/03/politik-21.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun