[caption caption="sumber foto : Tribunews.com"][/caption]
Â
Jangan dipersoalkan kalau anggota DPR meminta naikkan tunjangan, meskipun dalam situasi dan kondisi ekonomi Indonesia yang sedang melemah, itukan hal yang biasa bagi kalangan anggota DPR, dan pastinya dianggap sebagai sesuatu yang wajar bagi mereka yang sudah merasa berbuat banyak bagi bangsa dan negara, bukankah memang sudah seperti itu pola berpikirnya sebagian besar anggota dewan kita. Kalau menggunakan logika yang benar menanggapi permintaan anggota dewan tersebut, maka kita dianggap salah sama mereka, untuk memahami anggota DPR tersebut kita harus menggunakan logika yang terbalik.
Dengan menggunakan logika terbailik alias logika yang tidak sewajarnya, maka kita akan mudah memahami keinginan anak-anak disenayan itu (anggota DPR), sebagaimana sama-sama kita ketahui sejak jaman dahulu kala, kapan anggota DPR kita mau menerima dianggap salah, mereka selalu ingin dikatakan benar sekalipun mereka salah. Kalau dalam pemikiran yang sewajarnya, disaat krisis sekarang ini mereka adalah orang yang seharusnya pertama kali memahami situasi dan kondisi keuangan negara, dan mereka ikut merasakan apa yang dirasakan rakyat yang mereka wakili.
Pada kenyataannya, rakyat yang mereka harapkan mau mengerti tentang keadaan mereka, maka dari itu rakyat sebagai orang yang lebih dewasa memang harus banyak maklum dengan berbagai permintaan dan keinginan Anak-anak di Senayan, dan rakyat mau memaklumi bahwa permintaan dan keinginan mereka itu sebagai sebuah kewajaran, meski pun secara logika yang benar keinginan mereka tersebut bukan sesuatu yang wajar.
Lihatlah logika berpikir Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Nurhayati Ali Assegaf, yang mengharapkan apresiasi masyarakat terhadap kunjungan kerja mereka ke Amerika Serikat, dengan membawa isteri dan anak adalah bentuk pengorbanan mereka kepada bangsa dan negara, karena anak dan isteri anggota DPR yang ikut dalam rombongan tersebut atas biaya pribadi, dan hal itu dilakukan dalam rangka membantu tugas suami dan orang tua selama kunjungan kerja tersebut.(Kompas.com)
Artinya sebagai masyarakat kita harus selalu memaklumi apa yang mereka lakukan, dan tidak ada celah bagi masyarakat untuk mengkoreksi hal tersebut sebagai sebuah kesalahan, meskipun pernyataan tersebut terkesan sangat naif dan tidak logis, selalu pembelaannya apa yang mereka lakukan adalah "Demi Bangsa dan Negara," kalau sudah begitu adanya, maka yang terbaik bagi kita untuk memahami semua keinginan dan apa yang dilakukan anggota DPR adalah dengan cara menggunakan logika yang tidak sewajarnya, dengan demikian tidak terjadi kesalahfahaman.
Begitu juga terhadap kenaikan tunjangan DPR, sudah dinaikkan pun mereka kurang terimanya, karena kenaikan tunjangan tersebut dianggap terlalu sedikit dan tidak sesuai dengan harapan mereka, padahal mereka sangat faham kalau negara ini sedang menghadapi krisis, dan jumlah rakyat miskin semakin bertambah, tapi adakah mereka memiliki "sense of crisis," tetap saja mereka tidak terpengaruh dengan keadaan itu semua, lagi-lagi masyarakat mereka harapkan untuk bisa memahami keadaan mereka, begitulah sejatinya mentalitas wakil kita disenayan sana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H