Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dahlan Iskan: "Pemerintah No Actions"

4 Juni 2012   23:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:23 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Antaranews.com

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Foto : Antaranews.com"][/caption] Menteri BUMN Dahlan Iskan, meski pun berada dalam jajaran Menteri Kabinet Indonesia Bersatu namun tidak segan-segan melemparkan kritik terhadap Pemerintah. Dahlan menilai kebijakan pembatasan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk kendaraan dinas pemerintah, BUMN, dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) merupakan kebijakan yang tidak akan efektif dalam pelaksanaannya. Menurutnya lagi pemerintah hanya mengimbau tanpa ada actions-nya. Mungkin Menteri Dahlan mau mengatakan pemerintah itu "No Action Talk Only" (NATO), hanya saja bahasa beliau lebih halus. Seharusnya menurut Dahlan, pemerintah melakukan action dengan menangkap siapa pun yang melakukan pelanggaran, bukan hanya sebatas himbauan. [caption id="" align="alignleft" width="320" caption="Foto : Berita Liputan6.com"][/caption] Karena memang pada kenyataan dalam pelaksanaannya masih banyak mobil pelat Merah yang tanpa stiker, dan melakukan pelanggaran dengan mengisi BBM bersubsidi. Itu artinya instruksi presiden dan himbauannya tidaklah efektif, tidak dipatuhi oleh jajarannya. Jadi tidak salah kalau Dahlan melayangkan kritik seperti itu. Apakah ini pun merupakan manuver Dahlan untuk menarik simpati masyarakat, atau memang sebuah kritik yang konstruktif yang dilayangkannya untuk menyadarkan pemerintah, bahwa kebijakan pembatasan BBM bersubsidi bagi kendaraan dinas Pemerintah dan BUMN tidaklah efektif dalam pelaksanaannya. Sudah menjadi tradisi hampir semua kebijakan pemerintah tidak efektif dalam pelaksanaannya, karena memang tidak pernah sungguh-sungguh dalam penerapannya, semua masih dalam sebatas ucapan, himbauan dan instruksi, tapi tanpa ada actions-nya. Semua dilakukan hanya atas dasar seremonial belaka. Sudah berapa banyak instruksi yang dikeluarkan Presiden SBY, mulai dari periode pertama pemerintahannya sampai sekarang, tidak satu pun instruksi tersebut dapat dilaksanakan oleh jajaran pemerintahannya dengan maksimal. Seharusnya hal seperti itu menjadi instropeksi, apa yang salah dengan kepemimpinannya, sehingga setiap instruksi yang dikeluarkannya Nyaris Tak Terdengar. Adakah ini kelemahan kepemimpinan yang dilaksanakan tanpa Teladan yang baik, sehingga perintah dan instruksi tersebut hanya dianggap angin lalu. Sumber tulisan :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun