Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Capres 2014, Jokowi dan Yuk Keep Smile (YKS)

8 Januari 2014   19:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:00 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya tidak sedang serius membicarakan acara TV "Yuk Keep Smile (YKS) yang sedang menuai kritik masyarakat saat ini, tapi lewat tulisan ini saya ingin mengajak masyarakat menahan senyum (Yuk Keep Smile) terhadap kegaduhan dan kelucuan para Capres 2014, yang Capres versi Konvensi Demokrat maupun Capres lainnya yang sekarang ini sangat terganggu dengan Fenomena Jokowi, yang semakin hari semakin naik populeritasnya.

Betapa gelisahnya sebagian besar Capres terhadap eksistensi Jokowi di media Nasional, bahkan ada pengamat yang mengatakan bahwa populeritas Jokowi sudah mengalahkan Populeritas SBY, bahkan banyak yang tidak percaya dengan fenomena ini, padahal sebagai Gubernur DKI Jakarta belumlah ada prestasi yang bisa dibanggakan, Jakarta tetap banjir dan macet, namun meski pun banyak yang menghujat, tapi yang memuji Jokowi lebih banyak dari yang menghujat.

Berbagai cara Capres berusaha untuk merendahkan Jokowi, mulai dari mengejek cara blusukannya Jokowi sampai menempatkan Jokowi hanya pantas selevel Cawapres, namun lagi-lagi hal seperti itu malah semakin menaikkan elektabilitas Jokowi. Sebaliknya Jokowi tidak pernah merasa bangga kalau dia sedang menjadi pembicaraan dan harapan masyarakat untuk mmenjadi orang nomor satu di Republik ini, setiap ada pertanyaan tentang pencalonannya sebagai Capres, jawabannya tetap konsisten bahwa dia tidak mikir hal itu, dia masih fokus kepada amanah rakyat, membenahi Jakarta agar Jakarta lebih baik.

Menteri Agama Suryadharma Ali menilai kinerja Jokowi selama memimpin Ibu Kota belum terbukti. Ia mengatakan, seseorang bisa terkenal karena dua hal. Pertama, karena pemikirannya. Ia mencontohkan Gus Dur. Kedua, seseorang bisa terkenal karena karya nyatanya seperti yang dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.

“Nah, kira-kira menurut Anda, Jokowi kenapa dia terkenal? Saya sendiri bertanya-tanya,” ujar Menteri Agama ini saat berbincang dengan Kompas.com, di Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Rabu (8/1/2014).

Jokowi semakin fenomenal tidak terlepas dari semakin semangatnya para Capres 2014 ingin mengalahkan kepopulerannya, bahkan mungkin ada yang berpikir dengan menghujat dan merendahkan kredibilitas Jokowi, maka akan mengangkat populritasnya dimedia massa, namun sayangnya tidaklah seperti itu yang mereka dapatkan, mereka malah dicaci maki dan dihujat oleh para pemuja Jokowi.

Yuk Keep Smile terhadap semua fenomena Jokowi, karena Jokowi hanyalah manusia biasa, yang mungkin saat ini memang merupakan prototype pemimpin yang disukai masyarakat, sehingga dengan sukarela mereka berbuat apa saja untuk Jokowi, bayangkan saja ditubuh partai PDI-P sendiri muncul dukungan yang memberikan kesan ada dua kubu kekuatan dukungan, Pro Mega dan Pro Jokowi. Hal seperti sah saja, hal ini timbul karena ada issu yang berhembus karena Megawati ingin maju kembali sebagai presiden.

Kita memang harus bisa menahan senyum saat ini terhadap berbagai fenomena disekitar Pileg dan Pilpres 2014 yang akan datang ini, karena secara tiba-tiba ada yang begitu percaya diri dan merasa sangat pantas menjadi Presiden RI yang ke 7, merasa sangat didukung oleh rakyag, tanpa pernah mau membaca arah keinginan masyarakat, seperti apa kriteria pemimpin yang diinginkan masyarakat, dan tidak ingin belajar dari apa yang sudah diraih Jokowi, sebaliknya malah menganggap Jokowi membangun pencitraan lewat blusukannya. Jadi mari kita Keep Smile mnghadapi Pemilu 2014, biarlah mereka yang bertarung yang beesitegang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun