Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

"Aku Bukan PKI"

30 September 2015   13:54 Diperbarui: 30 September 2015   14:16 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber foto : www.okenews.com"][/caption]

Tahun 1967 disebuah Sekolah Dasar Negeri di kota Jambi, serombongan anak-anak sekolah sedang meneriaki temannya..

“Anak PKI..Anak PKI..Anak PKI…..”

“Ayahku bukan PKI…ayahku orang baik-baik..huhuhuhuhu…

Aris yang diteriaki terus berjalan menghindari anak-anak yang meneriakinya dan sambil terus menangis disepanjang jalan. Langit mendung seketika menggantung hujan, anak itu terus berlari menyesali nasibnya yang dicap sebagai anak PKI. Wajah-wajah iba menatap namun tidaklah bisa berbuat apa-apa, takut menyapa takut pula diduga sebagai bagian dari orang-orang yang sudah tersia-sia.

___

Aris Masih terus menangis memasuki sebuah rumah yang sepi..seorang ibu yang tengah memnyusui bayi mendadak sedih melihat anaknya yang datang tiba-tiba dengan menangis dengan pilu.

“Kenapa kamu menangis nak…kamu dibilang anak PKI lagi ya…kamu harus kuat nak..ayahmu bukanlah PKI..”

“Ya ibu…tapi sampai kapan aku bisa tahan…huhuhuhu…”

Aris terus menangis, dia tidak tahu bagaimana harus menghentikan tangisnya, dia begitu sakit..karena dia sangat tahu ayahnya adalah orang baik-baik, bahkan sesungguhnya dia tidak pernah mengerti apa artinya PKI.

“Tunggulah nak…nanti ayahmu juga dibebaskan..karena ibu sangat tahu siapa ayahmu…”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun