Siapapun yang akan menjadi pucuk pimpinan Pertamina kalau dianggap tidak sejalan dengan orang-orang yang ada didalam, maka dia akan dihabisi secara terstruktur dan sistematis. Itu bukan cuma isapan jempol.
Jadi wajar kalau Faisal Basri menyarankan cukup fokus pada PLN dan Pertamina, untuk memperbaiki BUMN. Juga jangan cuma mengganti pucuk pimpinannya, orang-orang yang ada distruktur organisasinya juga harus sejalan dengan pucuk pimpinannya.
Dengan cara itu bisa memperbaiki kinerja BUMN. Sebetulnya sudah bisa dilihat reaksi dari dalam Pertamina, saat mendengar Ahok digadang untuk menempati jabatan direksi Pertamina. Seperti yang saya tulis dalam artikel, Jurus "Memukul Semak" ala Jokowi Memakai Tangan Ahok".
Respon yang dari dalam Pertamina begitu negatif, terutama darie kelompok Serikat Pekerja Pertamina. Kenapa mereka memberikan reaksi negatif.? Karena mereka sudah membayangkan nasib dan Kenyamanan mereka akan terganggu oleh Ahok.
Sebelumnya kita pernah tahu, bagaimana Menteri BUMN bisa mengganti Direktur Pertamina tanpa diketahui oleh Presiden. Tidak perlu dijelaskan kemana benang merahnya dari kebijakan tersebut.
Kita boleh saja punya ekspektasi yang tinggi terhadap Ahok atau Chandra Hamzah, tapi mereka juga cuma manusia biasa. Kalau tidak didukung oleh tim yang solid, mereka pun tidak bisa bekerja secara maksimal.
Mungkin kita pernah tahu bagaimana perilaku Serikat Pekerja Pertamina menyegel ruang Tantri Abeng, yang merupakan Komisaris Utama. Kalau ruang Komisaris Utama saja bisa mereka perlakukan begitu, bagaimana dengan direktur Pertamina.
Sebelum menempatkan Ahok atau Chandra Hamzah, ada baiknya dilakukan pembenahan didalam Pertamina, baik dijabatan struktural maupun non struktural. Kalau ini tidak dibenahi terlebih dahulu, maka siapapun yang akan memimpin Pertamina akan menghadapi persoalan yang sama.
Pandangan Faisal Basri agar cukup fokus pada Pertamina dan PLN ada benarnya, karena sumber masalah terbesar di BUMN ada didua perusahaan ini. Para mafia dan antek-anteknya menguasai dua perusahaan ini.
Oleh karena itu, menurut Faisal jika pemerintah benar-benar ingin membersihkan Pertamina dan PLN harus menempatkan tim yang memiliki visi yang sama dengan Ahok dan Chandra.