Reaksi yang begitu keras dari Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) telah memasang spanduk yang menyatakan penolakan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk mengisi jabatan di PT Pertamina (Persero).
FSPPB tentulah tidak berdiri sendiri, bisa diduga penolakan ini dibeckingi pihak ketiga yang merasa eksistensinya di Pertamina terancam jika Ahok benar-benar mengisi jabatan penting di Pertamina.
FSPPB hanyalah organisasi Pekerja dilingkungan Pertamina, posisinya diluar struktur organisasi Pertamina, tidak memiliki kekuatan secara struktural. Tapi pada kenyataannya dengan berani memboikot dan mengintervensi jabatan struktural Pertamina.
Melihat penolakan ini, tentunya Erick Thohir dan Jokowi bisa identifikasi ada kepentingan apa di balik penolakan tersebut, kepentingan siapa yang di bela FSPPB.?
Itu barulah penolakan di internal Pertamina. Di eksternal pertamina, berbagai reaksi penolakan pun juga terjadi. Dalihnya sama, tidak bisa menerima Ahok karena rekam jejak Kasus hukum yang pernah dialami Ahok.
Padahal, secara konstitusional UU BUMN tidak melarang Mantan Narapidana untuk diangkat sebagai direksi BUMN, selama tidak pernah merugikan negara, atau tidak pernah diproses hukum karena Kasus korupsi.
Hanya dengan memukul semak di BUMN menggunakan nama 'Ahok', maka ular-ularnya semua keluar, Jokowi dan Erick Thohir pun riang gembira melihat berbagai reaksi dan respon yang terjadi.
Yang lebih menggelikan lagi reaksi Ormas yang tergabung dalam PA 212, yang siap menerima order jika dibutuhkan untuk penggalangan massa. Mungkin FSPPB bisa memanfaatkan itu dengan dukungan para Mafia Migas sebagai penyandang dana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H