Pernah suatu waktu saya ditegur oleh produser pelaksana, karena anggaran lokasi yang diajukan oleh Pimpinan produksi dianggap diluar standar bajet. Produsernya marah-marah di telpon,
"Pak..apa-apaan nih bajet set Kantor 7,5 juta.."
Lantas saya bilang sama produsernya, bapak pegang skedul hari ini gak, ternyata beliau pegang. Lalu saya bilang, semua skedul hari ini, itu adanya di set dan lokasi yg sama.
"Oo jadi set Kantor, set sekolahan, set Butik, set studio dan set cafe disatu lokasi"
"Iya Pak..artinya kita sewa senilai itu..tapi kita menang waktu dan bajet, juga efisiensi kerja.."
Produsernya ketawa, karena dianggap bisa menghemat banyak anggaran. Bagi saya keuntungannya adalah efektivitas kerja dan hemat waktu, lokasi tidak pindah-pindah.
Dilain kejadian, disebuah lokasi shooting dimana macam-macam set ada disitu, tapi setiap titik ada nilai rupiahnya. Begitu shooting selesai, bagian administrasi lokasi kasih invoice sewa lokasi. Saya lihat nilainya melebihi ekspektasi saya.
Lalu saya minta mereka membulatkan semua tagihan menjadi 10 juta. Kebetulan ada 3 Tim produksi disatu lokasi shooting tersebut. Saya bilang sama mereka, kamu mau terima 10 juta setiap hari, atau saya dan Tim angkat kaki dari sini.
Saya berani kasih ancaman tersebut Karena sudah prediksi akan shooting disana lebih dari 3 bulan. Akhirnya mereka setuju, bagi Production House (PH) itu sangat Menguntungkan, karena kalau bayar per titik set lokasi akan keluar anggaran sekitar 17,5 juta.
Perusahaan memang untung, tapi rupanya ada orang lain yang berkepentingan dengan itu merasa dirugikan, karena peluang income-nya terganggu. Inilah masalahnya, kadang kita berbuat kebaikan belum tentu semua orang menyukai perbuatan tersebut.
Pernah juga suatu ketika saya menerima anggaran yang menurut saya sudah tidak rasional, karena sudah melebihi standar anggaran yang umum pernah saya terima. Ada anggaran penyewaan mobil cuma untuk satu scene Mobil mewah, senilai 5 juta.