Pidato Presiden Jokowi pada Pelantikannya, Minggu, 20 Oktober 2019, yang merupakan Pidato pertama diawal pemerintahannya. Dalam pidatonya Jokowi menyentil tugas pejabat negara, termasuk para menteri, yang program-programnya kurang dirasakan masyarakat.
Jokowi menganggap para pejabat baru sebatas melaksanakan kebijakan, namun hasilnya masyarakat belum merasakan pelayanan, dan menikmati hasil pembangunan. Pasalnya, menurutnya antara birokrasi dan realisasi di lapangan kerap tak sinkron.
"Seringkali birokrasi melaporkan bahwa program sudah dijalankan, anggaran telah dibelanjakan, dan laporan akuntabilitas telah selesai. Kalau ditanya, jawabnya 'Program sudah terlaksana Pak'. Tetapi, setelah dicek di lapangan, setelah saya tanya ke rakyat, ternyata masyarakat belum menerima manfaat. Ternyata rakyat belum merasakan hasilnya," ujar Jokowi di Gedung DPR, Jakarta, Minggu (20/10).
Ternyata reformasi birokrasi dan program Revolusi Mental pada periode pertama kepemimpinan Jokowi belum berhasil dalam aplikasinya. Pidato tersebut secara esensial mengevaluasi kinerja para pejabat dan menteri di lingkungan pemerintahannya yang belum maksimal.
Efek dari pola kerja para pejabat dan menteri ini sangat berpengaruh besar kepada citra Jokowi sebagai presiden dan penanggung jawab penuh, semua program kerja yang didelegasikan kepada berbagai kementerian.
Masih ada penerapan pola lama 'asal bapak senang', padahal Jokowi mengecek semua detail pekerjaan yang dilaporkan sudah dilaksanakan. Sehingga sangat berpengaruh kepada tingkat kepuasan publik terhadap pelayanan yang dilakukan pemerintah.
Semua yang dilakukan baru sebatas melaksanakan, belum sampai pada hasil realisasinya. Kalau istilah beliau, ibarat kirim SMS baru sampai 'sent', delivered atau tidaknya tidak pernah dicek.
"Cara mengeceknya itu mudah. Lihat saja ketika kita mengirim pesan melalui SMS atau WA. Ada sent, artinya telah terkirim. Ada delivered, artinya telah diterima. Tugas kita itu menjamin delivered, bukan hanya menjamin sent," Jokowi memberi perumpamaan.
Sentilan Jokowi ini sangatlah menohok, itu kalau menteri yang memang kinerjanya seperti yang digambarkan beliau. Pada periode kedua ini, seharusnya tidak ada lagi menteri yang kinerjanya seperti itu.
Kalau kata pak JK, beliau (Jokowi) itu tidak bisa dibohongin, dia tahu semua yang dikerjakan pembantunya, dan dia mengerti secara detail hasil kerja yang sudah dikerjakan, karena Jokowi sering blusukan sampai ke daerah, yang sedang dibangun.