Peristiwa dan kondisi seperti ini mungkin hanya terjadi di Indonesia. Sudah sering dipublikasi hal-hal seperti ini, hanya saja mungkin karena rendahnya kepedulian pemerintah setempat, sehingga kejadian yang sama terjadi didaerah lainnya.
Seperti yang terjadi didusun (Desa) Teluk Pandak Kecamatan Tanah Sepenggal, Kabupaten Muara Bungo, Propinsi Jambi.Â
Jembatan penghubung antara dusun tersebut dengan Dusun Embacang kondisinya kini sangat memprihatinkan.
Jembatan gantung ini merupakan akses utama bagi masyarakat, yang dilintasi setiap hari untuk berbagai aktivitas keseharian. Tak pelak lagi siswa sekolah harus "menantang maut" agar bisa tetap Sekolah.
Lantai jembatan yang sudah beberapa kali diperbaiki ini kembali rusak dihantam angin kencang beberapa waktu lalu.Â
Dampaknya, masyarakat yang hendak melintas terpaksa bertaruh nyawa, atau menempuh jalan lain yang lebih jauh.
Permasalahan jembatan ini hanyalah pada sistem pembuatan/pemasangan papan lantai jembatan, yang kurang diperhitungkan kekuatannya, sehingga mudah terlepas saat diterpa angin.
Seperti yang dikatakan Rio (kepala desa) Dusun Embacang Gedang, Usman, sudah banyak jatuh korban luka, kritis serta korban meninggal dunia akibat jembatan ini.
Dengan banyaknya kejadian ini, masyarakat berharap adanya pembangunan jembatan permanen oleh pemerintah daerah.
"Memang benar jembatan gantung sepanjang 135 meter ini sering memakan korban jika angin kencang. Sebelumnya lantai jembatan ini juga pernah putus dan kembali diperbaiki," ucap Rio Usman.