Bertahan dengan peran protagonis sangatlah tidak memungkinkan. Saya teringat dengan seorang aktor terkenal (maaf namanya tidak bisa saya sebutkan) yang juga seorang Politisi. Cita-citanya sangat bagus, dan sangat Idealis.
Dia mencoba terjun kepanggung politik, dia pikir Panggung politik sama dengan Panggung seni peran. Dia merasakan sepi dikeramaian, tidak ada yang bisa dia lakukan.
Panggung politik yang begitu heterogen, membuat dia bingung untuk memposisikan dirinya. Selalu banya berbenturan kepentingan, dan susah mengubahnya menjadi homogen. Alhasil dia tinggalkan Panggung politik.
Dia menyadari untuk mengubah keadaan tidak bisa dilakukan sendirian, harus ada kesamaan visi juga kepentingan. Kalau berada dalam Panggung saja tidak bisa mengubah keadaan, apa lagi berada diluar Panggung.
Jadi benar apa yang dikatakan Goenawan Moehammad, mengubah keadaan tanpa jalan politik hanya sebuah ilusi. Ikut dijalan politik pun belum tentu bisa mengubah keadaan. Karena begitu heterogennya kondisi politik kita.
Demokrasi itu ada ketika mereka butuhkan, setelah semua kepentingan politik mereka terpenuhi, demokrasi pun dikebiri sesuai dengan keinginan mereka. Demokrasi tidak boleh berisik, tapi bisa dengan bisik-bisik.
Itulah kenapa partisipasi masyarakat dalam Pemilu itu begitu penting. Salah dalam memilih, maka akan menderita selama lima tahun. Kita memilih wakil rakyat pun seperti memilih kucing dalam karung, tanpa tahu siapa yang kita pilih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H