Ulama Indonesia yang penulis kagumi adalah KH Maimun Zubair atau yang biasa disapa Mbah Moen, karena sebagai seorang Hadratus Syekh, Mbah Moen sangat rendah hati, dan sangat hati-hati dalam menjaga lisannya, begitulah sejatinya seorang Ulama.
Salah satuSelain itu ada kesamaan tanggal lahir antara penulis dengan Almarhum Mbah Moen, yakni sama-sama dilahirkan pada tanggal, 28 Oktober 1928. Memang hanya beda pada tahun kelahiran, namun ada kesamaan karakter dalam melihat sebuah persoalan, dan hal inilah yang membuat penulis pada akhirnya mengagumi almarhum.
Bangsa ini kembali kehilangan seorang Kiyai Kharismatik, yang selalu hadir disaat bangsa ini menghadapi persoalan besar, dan almarhum hadir untuk memberikan pencerahan, menjadi Sumber Inspirasi bagi tokoh-tokoh Nasional, dan almarhum tetap konsisten menjaga Persatuan dan kesatuan bangsa.
Mbah Moen sudah memiliki pirasyat kalau akan meninggal di Mekah, bahkan hari Selasa sebagai hari wafatnya beliau pun sudah seringkali diucapakannya didalam obrolannya. Salah seorang putra Mbah Moen, Majid Kamil MZ mengungkap Maimun Zubair pernah menyampaikan keinginannya untuk meninggal di Mekah.
"Lewat orang dekatnya, beliau mengatakan bahwa kepingin meninggal di Mekah. Makanya dari sini juga keluarga yang tadinya ini banyak saran-saran untuk diambil saja ke Indonesia, tapi keluarga hati-hatinya melihat itu juga, mantapnya dimakamkan di Mekah," kata Kamil kepada wartawan, Rembang, Selasa (6/8/2019).
Pirasyat dan keinginan Almarhumah benar-benar dikabulkan Allah, bahkan hari wafatnya pun sama seperti apa Yang diinginkannya. Almarhum memang bukanlah Sekadar ulama biasa, namun almarhum tidak pernah memperlihatkan kebesarannya baik secara lisan maupun perbuatannya.
Kamil juga menyebutkan bukan hanya tempat wafatnya yang sesuai dengan pirasyat yang disampaikan almarhum, bahkan hari wafatnya pun sama persis dengan apa yang sering diucapakannya, yakni hari Selasa.
"Dan harinya pun hampir tahu lah, hari Selasa. Memang Mbah Moen memprediksi hari Selasa. Semasa hidupnya Mbah Moen selalu membahas soal Selasa. Memang beliau dari orang-orang bahwa ingin meninggal di Mekah dan hari Selasa. Dan ini juga bertepatan dengan hari Selasa," imbuhnya.
Mbah Moen meninggal di Mekah saat menjelang prosesi puncak ibadah haji. Jenazahnya akan disalatkan di Masjidil Haram dan dimakamkan di Al-Ma'la yang bersejarah.
Jenazah Mbah Moen dimandikan di kompleks Masjid Al-Muhajirin, Mekah. Lalu akan disemayamkan di kantor Daerah Kerja (Daker) Mekah Kementerian Agama RI. Lalu bakda salat Zuhur akan disalatkan di Masjidil Haram.
Untungnya semua keluarga Mbah Moen sudah mengikhlaskan pemakamannya di Mekah, sehingga seluruh prosesi Pemakaman berjalan dengan lancar tanpa ada masalah apa pun. Semoga Allah Ta'ala melabapangkan Kubur Almarhum Mbah Moen, dan mengampuni segala dosanya.