Kubu Batman mulai agresif melakukan penetrasi dilapangan, lewat demo dan berbagai aksi yang bisa memancing tindakan represif. Artinya mereka hanya mencari pemantik untuk melakukan hal yang lebih besar.
Pernyataan Mekopolkam Wiranto, dan pernyataan Mantan KaBIN, AM Hendropriyono bisa menjadi pintu masuk bagi kubu Batman untuk mendiskreditkan Pemerintah Jokowi, yang dianggap menggunakan Pola Orde Baru dalam membungkam masyarakat.
Mengangkat kembali kasus hukum Bahktiar Nasir bukanlah momen yang tepat, karena hanya menambah situasi semakin tidak kondusif. Kasus ini bisa menjadi salah satu pemantik untuk melakukan pengerahan massa, apalagi sudah ada pernyataan dari Prabowo, bahwa itu Kriminalisasi Ulama.
Sesuai dengan Agenda Kubu Batman, besok (9/05/2019), massa kaum Batman yang dimotori Kivlan Zein dan Eggy Sudjana, akan menggeruduk Bawaslu dan KPU. Ini juga kalau tidak diwaspadai, bisa saja aksi ini akan memantik tindakan represif dari aparat.
Ini salah satu Jebakan Batman yang memang sudah direncanakan. Saya percaya aparat yang dikerahkan untuk mengawal aksi ini sudah diingatkan, agar tidak terpancing untuk melakukan tindakan kekerasan.
Ada yang perlu diredam oleh Pemerintah saat ini adalah, soal kasus kematian para petugas KPPS yang jumlahnya sangat signifikan. Karena persoalan ini menjadi peluru bagi kubu oposisi, untuk menambah jumlah daftar kesalahan KPU dan Pemerintahan Jokowi.
Tumpukan daftar kesalahan inilah yang dijadikan senjata untuk mendiskualifikasi Jokowi-Ma'ruf, dan ini memang sudah ada dalam "Skenario Kalah" kubu Prabowo-Sandi. Cuma ini cara mereka untuk bisa mendapatkan kekuasaan.
Dalam kamus mereka tidak ada lagi kata, Kalah, etika, buruk dan baik, yang ada dalam kamus mereka saat ini adalah, "Menang" dan mereka tidak lagi mempersoalkan bagaimana caranya menang.
Bulan yang suci dan penuh rahmat saja mereka tidak peduli, padahal Capres dan Cawapres mereka adalah Pilihan hasil Ijtima' Ulama. Itulah politik dalam pandangan mereka, bagi mereka politik adalah cara untuk meraih kekuasaan, soal etika, baik dan buruk sudah mereka lupakan.