Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Air Tak Ingin Bicara

27 April 2019   10:39 Diperbarui: 27 April 2019   10:45 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika katulampa mengisyaratkan siaga, Jakarta pun gundah gulana menunggu kiriman

Tidak ada yang bisa menolak kiriman, karena sudah menjadi kebiasaan, air datang tak bicara, merangsek kekota memenuhi perkampungan.

Saat orang-orang beretorika penanggulangan, diam-diam air sudah merendam kota dan perkampungan tanpa berbicara.

Orang-orang pintar mengemukakan berbagai analisa, tanpa berbicara air ternyata lebih pintar dari orang-orang yang banyak bicara.

Padahal Jakarta lagi tidak hujan kata mereka, tapi katulampa berbaik hati memberikan kiriman.

Tahun demi tahun katulampa selalu memberi isyarat, namun orang-orang pintar negeri ini tak berdaya.

Mereka meracau memberikan solusi, mereka pikir air bisa diajak berdiskusi, terlalu pintar orang-orang ini.

Anggaran demi anggaran digelontorkan, namun tetap saja air punya caranya sendiri, tanpa bicara air terus menggenang tak diserap bumi.

Orang-orang pintar negeri ini masih terus berdiskusi dengan retorika yang berapi-api, tetap saja banjir tidak bisa ditolak dan diatasi.

Sudut jalan sunyi 28042019
Ajinatha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun