Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bidak Politik

13 April 2019   18:55 Diperbarui: 13 April 2019   19:08 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tahu ini percaturan, sebagai bidak aku bukan budak, yang bisa dilangkahkan mengikuti arah percaturan, langkah mati tidak akan aku ikuti, meski aku tetap diarahkan.

Aku memang bidak, tapi bukanlah budak politik, yang mengikuti percaturan tanpa Ikut bermain, sekalipun bidak bisa saja aku menolak, saat diadu sesama bidak.

Aku memang bidak, tapi aku bukan bidak dibawah kendali, aku mengenal setiap langkah pecatur, kemana akan diarah, tetap menjadi bidak yang bukan budak, aku tetap tahu posisi.

Bidak yang dikendali, seperti halnya budak yang sudah dibeli, aku bukan bidak seperti itu, aku bidak yang masih jeli melihat arah yang salah, dan tidak ingin dibawah kendali

Jalan sunyi, 13042019
Ajinatha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun