Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Memilih Prabowo karena Agama?

10 April 2019   19:13 Diperbarui: 10 April 2019   19:18 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : BPN Prabowo-Sandi

"Tapi saya memang harus mengakui, dari sejak muda, bapak saya memang orang Islam. Saya muslim. Jadi, selain saya muslim, saya juga nasionalis," sebut Prabowo.

Sebagai seorang muslim sejati, sudah selayaknya Prabowo pun melengkapi persyaratannya sebagai seorang muslim, seperti sholat lima waktu (semoga beliau melakukannya), yang merupakan kewajiban mutlak bagi seorang Muslim, membaca kitab suci, puasa dibulan Ramadhan dan sebagainya.

Ditengah keluarga yang semuanya Nasrani, hanya Prabowo dan ayahnya yang Muslim, sementara ayahnya sendiri meskipun Muslim tapi sekuler. Bisa jadi sejak kecil dia tidak terbiasa dengan ibadah-ibadah ritual umat Islam. Kalau pernah beredar video, dimana saat dia berwudu' urutannya salah. Lihat disini (ini video 4 tahun yang lalu, semoga sekarang sudah benar wudu'nya)

Jadi memilih Prabowo Karena Agama itu hampir mustahil, Prabowo dipilih lebih kepada karena sikap dan kepribadiannya, bukan karena agamanya. Sebagai seorang Muslim, jelas ibadahnya tidak bisa dijadikan panutan, meskipun seorang pemimpin Muslim itu seharusnya ibadahnya pun patut diteladani.

Saya sangat yakin, hampir semua pendukung Prabowo memilih dia bukanlah karena agamanya. Figur Prabowo memang menarik, apa lagi saat mudanya. Secara intlektualnya bagus, kurangnya Prabowo hanya pada kontrol emosionalnya, juga spiritualitasnya. Secara kecerdasan umum dia tidak komplit, dia cuma cerdas secara intlektual.

Seorang pemimpin itu harus memiliki kecerdasan yang komplit, disamping memiliki kecerdasan intlektual, dia juga harus memiliki kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan kecerdasan estetik. Mungkin Prabowo memiliki kecerdasan estetik, tapi tanpa kecerdasan emosional dan spiritual, tetaplah tidak komplit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun