Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bendera PBB Diharamkan dalam Kampanye Akbar

8 April 2019   10:50 Diperbarui: 8 April 2019   11:22 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Republika.co.id

Buntut perseteruan Yusril dan Habib Riziek, terkait pernyataan tentang Keislaman Prabowo, berdampak pada ditolaknya bendera PBB di arena GBK saat Kampanye Akbar.

Jelas saja persoalan tersebut menciderai hubungan baik maupun hubungan secara politik antara Yusril dengan Prabowo, dan Yusril dengan HRS. Seperti yang dilansir Detik.com

Bendera Partai Bulan Bintang (PBB) disita saat akan dibawa masuk ke arena kampanye akbar Prabowo Subianto di Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra mengucapkan terima kasih ke beberapa pihak atas penyitaan itu.

"Pada satu sisi PBB berterima kasih pada PKS dan FPI yang telah menyita bendera PBB yang dibawa secara ilegal ke Gelora Bung Karno. Dengan penyitaan itu, PKS dan FPI telah membantu menegaskan bahwa PBB memang tidak mendukung Prabowo-Sandi, tetapi mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin," kata Yusril dalam keterangannya, Minggu (7/4/2019).

Yusril menduga bendera PBB tersebut hanya dibawa oleh oknum, sepertinya Yusril masih berusaha untuk bersikapa legahati, dia meyakini insiden tersebut tidaklah mempermalukan PBB, dan dia juga yakin persoalan tersebut tidak berpengaruh besar pada partainya.

Padahal kader PBB sendiri ada juga yang membelot mendukung Prabowo-Sandi, namun rupanya keberadaan bendera PBB di arena Kampanye Akbar Prabowo-Sandi, sangat diharamkan.

Lebih jauh Yusril juga mengatakan, Pada sisi lain, bendera PBB yang dibawa secara ilegal itu, mungkin sengaja dibawa oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk kemudian sengaja disita dan dicampakkan.

"PBB takkan pernah tenggelam, betapapun Imam Besar FPI teriak-teriak ingin menenggelamkannya. Sebaliknya, kalau polemik ini berterusan, bisa saja Imam Besar FPI yang malah makin tenggelam karena kredibilitasnya makin runil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun