Idiom Asal Bapak Senang (ABS), menjadi kembali mengemuka, setelah Capres 02, Prabowo Subianto mengangkatnya dalam Debat Keempat Capres kemarin Malam (30/03/19). Istilah ABS atau Yes Man, sangat melekat dilingkungan birokrasi dan kekuasaan.
Dimana ada kekuasaan, disitulah ada golongan ini. Ini memang tipikal golongan penikmat kekuasaan, mereka ada karena adanya kekuasaan, begitu orang yang mereka puja tidak lagi memiliki apa-apa, mereka pun pindah kelain hati yang lebih berkuasa.
Dalam Debat kemarin malam, Prabowo sangat wanti-wanti dengan Jokowi, agar hati-hati dalam menerima imformasi, Karena menurutnya banyak ABS disekitar Jokowi. Prabowo sangat pengalaman tentang hal ini, itulah yang disampaikan Prabowo.
Tapi sebetulnya, ABS justeru tidak bisa hidup disamping orang seperti Jokowi, karena Jokowi tidak terbiasa dilayani. Sementara, kaum ABS lebih senang dekat dengan atasan yang minta serba dilayani. Kecenderungan seperti itu justeru ada pada diri Prabowo, yang senang serba dilayani.
Secara kasat Mata, saya pun melihat banyak ABS dilingkaran Prabowo, kalau Prabowo berpengalaman, pastinya mewaspadai hal itu. Dari hasil Debat tadi Malam, terlihat sekali kalau Kaum ABS disekitar Prabowo mendapat momentum, berbagai pujian pun mereka lontarkan kepada Prabowo.
Kaum ABS atau Yes Man ini memang mencari hidup dengan cara memuja keatas, dan cenderung menginjak kebawah, Karena prinsip hidupnya cuma untuk sekedar agar disenangi junjungannya, tidak disenangi bawahan, mereka tidak terlalu peduli.
Prinsip hidup kaum ini hanyalah bersipat sesaat, menikmati kekuasaan selama kekuasaan tersebut ada pada junjungannya. Kekuasaan Lepas, maka mereka pun akan melepaskan diri. Tidak ada loyalitas dalam diri mereka, loyal hanya sebatas adanya kekuasaan.
Kaum ABS atau Yes Man ini tidaklah banyak, didalam politik yang seperti ini sengaja diternakkan. Politik menjadi hidup karena adanya kaum ABS. Hampir rerata politisi bermental ABS, apalagi politisi Partai yang belum memiliki kedudukan.
Kaum ABS ini bisa menghalalkan segala Cara untuk meraih kesenangan, lidah mereka selalu bersih, Sama bersihnya dengan sepatu atasannya, bahkan pantat atasannya lebih bersih dari lidah mereka. Mereka memang sudah terlatih untuk hidup seperti itu, hidup tidaklah hidup, jika tidak melakukan hal itu.