Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

[Debat Capres] BPN Prabowo-Sandi Jangan "Underestimate" Pada Jokowi

30 Maret 2019   10:41 Diperbarui: 30 Maret 2019   12:37 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Presiden Jokowi di atas KRI Imam Bonjol 383 (M Iqbal/detikcom)

Sebagai Capres Petahana, bagi Jokowi materi Topik Debat tersebut merupakan persoalan yang dihadapinya selama 4'5 menjalankan Pemerintahan, pastinya cukup menguasai materi tersebut, dan tidak bisa dipandang sebelah Mata oleh Prabowo, karena Jokowi bukan cuma menawarkan solusi, tapi sudah mengeksekusinya.

Soal ideologi Pemerintahan, komitmen Jokowi terhadap Pancasila sudah dibuktikannya, dengan membubarkan ormas HTI yang sudah sangat eksis, dan ingin mengubah ideologi negara, disikat habis oleh Jokowi. Padahal itu tidak dilakukan oleh Pemerintahan sebelumnya.

Menyangkut soal pertahanan dan keamanan, Jokowi juga sudah menjaga kedaulatan Indonesia baik kedaulatan laut, Udara dan kedaulatan wilayah. Jokowi sudah membuktikan kinerjanya bukan sekedar menawarkan solusinya. Lihat saja sekarang ini kedaulatan Laut kita sangat terjaga. Kekayaan laut Indonesia yang selama ini bebas dicuri bangsa lain, sekarang tidak lagi.

Jokowi berhasil mengembalikan Natuna yang selama ini diklaim negara lain, Jokowi marah, dan siap mengarahkan kapal perang, dan dia berada diatasnya untuk memperlihatkan sikap, bahwa Indonesia siap perang untuk mengambil wilayah yang merupakan teritorial Indonesia.

Seperti yang dilansir Kompas.com, Calon presiden petahana Joko Widodo bercerita pengalamannya sebagai Presiden RI beberapa tahun lalu saat harus naik kapal perang ketika ada klaim terkait Pulau Natuna.

"Waktu ada klaim Pulau Natuna itu masuk Laut China Selatan, saya panas, saya bawa kapal perang ke Natuna," kata Jokowi saat berpidato dalam acara Deklarasi Akbar Ulama Madura Bangkalan, Rabu (19/12/2018), di Gedung Serba Guna Rato Ebuh, Bangkalan, Jatim, seperti dikutip Antara.

72 tahun merdeka, Indonesia terus saja disusul oleh negara-negara tetangga, mulai dari Singapura lalu Malaysia, kedua negara yang mempunyai perbatasan sangat dekat dengan Indonesia terus berkembang pesat sementara Indonesia masih di situ-situ saja jalan di tempat. Hal ini membuat kemampuan bangsa Indonesia untuk menguasai kendali ruang udarapun terhambat.

Bayangkan di wilayah Kepualuan Riau di Bandara Hang Nadim Batam misalnya pesawat mendarat dan take-off harus diatur oleh Singapura dalam hal ini oleh FIR (Flight Information Region), dan hal ini sudah lama berlangsung yakni sejak 1946.

Sekarang Pemerintah Indonesia berusaha mengembalikan Ruang Udara yang selama ini dikuasai negara tetangga. Seperti yang saya kutip dari Kompas.com, Pengelolaan ruang udara atau flight information region ( FIR) wilayah Kepulauan Riau ( Kepri) yang dikuasai Singapura, sampai saat ini masih diusahakan proses pengambilan alihannya.

"Sampai saat ini kami masih berupaya agar FIR wilayah Kepri yang masih dikuasai tersebut, yakni ruang udara Batam, Tanjungpinang, Karimun hingga Natuna bisa diambil alih pada 2019 mendatang," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Yuyu Sutisna.

Dari materi Topik Debat yang akan dibahas pada Debat Keempat yang akan datang, semua sudah dieksekusi oleh Jokowi, bukan lagi cuma solusi yang akan ditawarkan, bukan cuma wacana. Soal hubungan Internasional, saat ini Indonesia dipercaya untuk menjadi Presiden Dewan Keamanan (DK) PBB, itu artinya Pemerintah Indonesia diperhatikan oleh masyarakat dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun