Jokowi dan Prabowo itu sebetulnya adalah dua hal yang tak terpisahkan, mereka terpisah oleh pilihan Politik, padahal pada dasarnya mereka adalah satu kesatuan yang seharusnya saling mengisi. Kalau saja keduanya disatukan, pastinya akan melahir sesuatu yang luar biasa.
Saya mengibaratkan, Jokowi itu adalah Bumi, dan Prabowo adalah langit. Pada realitanya pun begitu, Jokowi berpijak dibumi dan selalu berusaha untuk membumi, sementara Prabowo tempatnya dilangit. Orang-orang disekitarnya berusaha menempatkannya dilangit, sehingga Prabowo terkesan sangat melangit.
Lihat saja pernyataan seorang Ustaz yang juga wakil sekjen MUI, yang sangat memuji Prabowo setinggi langit, dan sebaliknya merendahkan yang lainnya, meskipun dia tidak menyebutkan siapa yang ingin dia maksudkan, yang dianggapnya melawan takdir. Lihat saja cuitan Tengku Zulkarnain dibawah ini,
Beliau Sejak Zaman Kakeknya Sudah Kaya...
Bapaknya Lebih Kaya Lagi, Begawan Ekonomi...
Giliran Beliau Lebih Kaya Lagi. Punya Pangkat, Kemampuan dan Dipakai Yordania.
Beda Kelas Jangan IRI Dong...
Masak Mau Melawan TAKDIR...?
Kalau dia faham bahwa Takdir sesorang untuk menjadi Presiden itu, memang sudah sesuai dengan hak yang ditakdirkan Tuhan, dan sebaliknya jika tidak ditakdirkan untuk menjadi seorang Presiden, tetap saja tidak akan bisa jadi, meskipun keturunan orang yang terhormat sekalipun.
Seharusnya, seorang yang disebut dan dijuluki ustaz, mampu memberikan penjelasan sesuai dengan ilmu yang dimilikinya, bukan malah memprovokasi ummat untuk mempercayai hal-hal yang tidak berdasarkan kitab suci.
Memang Jokowi dan Prabowo itu seperti bumi dan langit. Jokowi adalah Bumi sebagai tempat rakyatnya berpijak. Sementara Prabowo sebagai langit, yang menaungi pemujanya untuk terus terbang diatas langit, dan tidak lagi berpijak dibumi.
Tidak heran kalau orang-orang yang dinaunginya selalu bersikap angkuh dan sombong, memuja kehormatan atas dasar trah dan jabatan atas Kekuasaan. Melihat kemuliaan manusia hanya atas dasar pangkat dan kekayaan. Makanya tidak tidak aneh kalau mereka lebih mengagungkan penampilan fisik, daripada kinerja seseorang.
Pandangan seperti inilah yang pada akhirnya yang memisahkan antara Jokowi dengan Prabowo, pandangan yang menganggap bahwa Jokowi itu tidak selevel dengan Prabowo. Padahal dimata Tuhan manusia itu sama, yang membedakannya dihadapan Tuhan adalah Ketaqwaannya.
Mustahil kalau seorang selevel Ustaz tidak memahami hal ini, bahwa ukuran derajat manusia itu adalah Ketaqwaannya, bukanlah pangkat, jabatan dan harta kekayaannya. Sebaik-baiknya manusia itu diukur dari, seberapa besar dia bisa memberikan manfaat atas sesamanya.