Sebagai seorang Calon Presiden, harusnya Prabowo hati-hati dalam mengeluarkan pernyataan, karena apa yang dikatakannya sudah sering menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.
Pernyataannya tentang Menteri Keuangan yang disampaikannya saat deklarasi alumni perguruan tinggi mendukung Prabowo-Sandi, di Padepokan Silat, Jakarta Timur, Sabtu (26/1).
"Jangan lagi ada penyebutan Menteri Keuangan (Menkeu), melainkan diganti jadi Menteri Pencetak Utang", sangat menciderai perasaan kami yang bekerja di Kementerian Keuangan,"
Pernyataan tersebut sangat tidak 'Genah,' apa lagi disampaikan oleh seorang Capres. Pernyataan ini terkesan sangat pongah, dan melampaui batas kewajaran bagi buat seorang yang selevel negarawan.
Persoalan hutang negara harusnya difahami Prabowo dan sekutunya, bahwa mekanisme APBN itu bukan semata-mata dikelola oleh Pemerintah, tapi juga oleh DPR, sementara 'Vocalis' di DPR itu sendiri ada dikubu Prabowo, masak sih mereka tidak memberikan masukan sama sekali kepada Calon Presidennya.
Pernyataan Prabowo tersebut sudah mencederai Kementrian Keuangan, dan tak urung Kemenkeu pun memberikan reaksi terhadap pernyataan tersebut. Seperti yang dilansir Kompas.com,
"Apa yang disampaikan oleh calon presiden Prabowo, 'Jangan lagi ada penyebutan Menteri Keuangan (Menkeu), melainkan diganti jadi Menteri Pencetak Utang', sangat mencederai perasaan kami yang bekerja di Kementerian Keuangan," tulis Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Nufransa Wira Sakti dalam unggahannya di Facebook, Minggu (27/1/2019).
Kementerian Keuangan lanjut dia, adalah sebuah institusi negara yang penamaan, tugas dan fungsinya diatur oleh Undang-Undang.
"Siapapun tidak sepantasnya melakukan penghinaan atau mengolok-olok nama sebuah institusi negara yang dilindungi oleh Undang-Undang, apalagi seorang calon presiden," sebutnya
Pernyataan Prabowo tersebut terkesan sangatlah emosional, semata hanya untuk menarik simpati. Padahal audience-nya adalah kaum intlektual dan Cerdik Cendikiawan. Bisa saja pernyataan tersebut dianggap sebagai bualan, karena negara mana didunia ini yang tidak berhutang.
Kalau seandainya Prabowo terpilih menjadi Presiden, maka pernyataan inilah yang menjadi ujian yang Pertama akan dia hadapi. Manusia akan diuji oleh ucapannya sendiri, seberapa hebat konsistensinya terhadap ucapannya sendiri.