Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Berhak Kecewa

6 Januari 2019   18:38 Diperbarui: 6 Januari 2019   18:43 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berharap dan kecewa adalah dua hal yang tak terpisahkan, ketika berharap seringkali berujung kecewa. Berharap dan kecewa bukanlah dua hal yang dilarang atau diharamkan, tapi ketika kita sadar bahwa selembar daun jatuh saja tidak terlepas dari Kehendak-Nya.

Tuhan sangat berhak menunda apa yang harus disegerakannya, begitu juga Tuhan pun berhak mensegerakan apa yang harus dia tunda.

Itulah tanda-tanda manusia itu lemah dibawah Kekuasaan-Nya. Tidak ada yang bisa kita paksakan sesuai dengan keinginan kita, selain dari pada berikhtiar dan menunggu ketentuan dan ketetapannya.

Manusia itu cenderung tergesa-gesa, dan juga lalai, hanya ingin dituruti keinginannya begitu meminta, namun juga cenderung melanggar apa yang sudah dilarang-Nya.

Tidak sabar dalam menunggu, dan kecewa ketika apa yang diharapkan tidak sesuai dengan keinginan. Padahal kalau saja menyadari dan senantiasa berprasangka baik terhadap setiap Ketentuan-Nya, maka tidak akan pernah mengeluh dan kecewa.

Tidak ada hak untuk kecewa, kalau setiap saat, setiap waktu menyadari hidup semata karena ingin mengabdi kepada-Nya, taat dan patuh pada semua ketentuan dan ketetapannya, itulah sesungguhnya ketakwaan.

Kita tidak berhak atas apapun dimuka bumi ini, apa yang kita terima dan kita miliki bukanlah punya kita, tapi adalah titipan-Nya, kapan waktu dia mau ambil kita tidak berhak untuk kecewa.

Sesuatu yang baru menjadi harapan, bukanlah kepastian. Bisa terjadi bisa juga tidak. Kalaupun apa yang diharapkan benar-benar diwujudkannya, ada kewajiban kita untuk bersyukur. Kalau apa yang diharapkan tidak menjadi kenyataan, tidak perlu kecewa.

Manusia hanya perlu bersabar sampai datang ketentuan dan ketetapan-Nya. Kesabaran itu tidak ada batasnya, batas kesabaran yang diinginkan-Nya, adalah sampai datang ketentuan dan ketetapan-Nya. Itulah ujian kesabaran bagi manusia.

Bagaimana mungkin manusia berhak untuk kecewa, sementara ketentuan hidupnya ada ditangan Yang Maha berkuasa. Kalaupun harus berharap, berharaplah hanya kepada-Nya, bukan selain dari pada-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun