Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Analisis

"Saya Dengar" Prabowo, Salah Dengar

5 Januari 2019   17:27 Diperbarui: 5 Januari 2019   18:03 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Tribunews.com

Bukan cuma kecerobohan yang diperlihatkan Prabowo, tapi juga rendahnya perhatian terhadap kecermatan dan ketelitian. Padahal, sebagai seorang Capres, dia harus hati-hati dalam menerima imformasi. Bayangkan, seperti apa negara ini jika semua imformasi ditelan mentah-mentah oleh seorang Presiden, tanpa tabayyun terlebih dahulu, langsung mengeluarkan pernyataan.

Hanya bermodalkan kata "Saya dengar," Prabowo sudah berani mengeluarkan sebuah pernyataan, tanpa terlebih dahulu mengecek kebenaran imformasi yang diterimanya. Hampir selalu, kata Saya dengar menjadi awalan pernyataannya. Benar atau tidaknya imformasi tersebut tidak lagi penting bagi Prabowo.

Apakah Prabowo tidak memfungsikan Nalar dan Logikanya dalam menerima setiap imformasi,? penulis yakin tidaklah demikian, Prabowo bukanlah cerminan seorang pemimpin yang bodoh, mis-imformasi itu adalah sebuah kesengajaan, merupakan bagian dari strategi Politik yang ia mainkan, sesuai dengan pesanan Konsultan politiknya.

Hanya saja Prabowo tidak cermat dalam menerapkan strategi tersebut, bisa saja strategi seperti itu efektif jika diterapkan dinegara sekelas Amerika, tapi tidaklah tepat dengan iklim politik yang ada di Indonesia. Propaganda Politik ala Trump, Firehose of the Falsehood, yang dengan sengaja merusak logika kebenaran dalam masyarakat, dianggap efektif untuk mengacaukan situasi politik.

Menebarkan kebohongan dan ketakutan menjadi keutamaan dalam penerapan propaganda tersebut. Propaganda ini terkesan sangat dipaksakan penerapannya, sehingga tanpa disadari Prabowo, masyarakat yang mulai cerdas, malah menganggap Prabowo tidak menggunakan nalarnya.

Masyarakat pernah dipertontonkan kebohongan Ratna Sarumpaet, dimana saat itu dengan grasa-grusu, Prabowo langsung bikin konprensi Pers, dan memojokkan pihak lawan, apa lacurnya Setelah Ratna mengakui kalau apa yang dilakukannya adalah sebuah kebohongan.

Yang terakhir masih hangat, bermodalkan kata "Saya dengar," Prabowo mengatakan bahwa selang yang digunakan untuk cuci darah, digunakan sampai 40 kali tanpa diganti. Pernyataan tersebut dibantah pihak RSCM, dengan enteng Prabowo mengklarfikasi, bahwa pernyataan tetersebut dia terima berdasarkan imformasi masyarakat. Lagi-lagi Prabowo blunder oleh pernyataannya sendiri.

Kalau seandainya Prabowo jadi Presiden, apa tidak mungkin setiap Hari negara ini akan ribut, hanya karena membahas blundernya seorang Presiden. Masih banyak strategi politik yang bagus bisa digunakan Prabowo, yang jelas Prabowo harus meng-upgrade elit politik yang ada disekitarnya, agar jangan Asal Bapak Senang (ABS), harus bisa memberikan masukan yang baik kepada Capres dan Cawapres.

Kalau Capres dan Cawapres tiap Hari blunder, seandainya kalah, jangan salahkan pihak lawan melakukan kecurangan. Setting kearah sana sudah mulai terlihat, lihat saja isu 7 container Surat suara yang sudah dicoblos, itu adalah indikasi untuk dijadikan alasan lawan sudah melakukan kecurangan, kalau seandainya Prabowo kalah lagi.

Strategi yang digunakan Prabowo-Sandi, sangat mudah terbaca. Bisa dimaklumi, ngebetnya Prabowo untuk memenangkan Kontestasi Pilpres 2019, yang merupakan kesempatan terakhir baginya, sehingga memenangkan Pilpres bagaimana pun caranya harus ia lakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun