Yang menyebarkan kabar bohong tentang 7 Container Surat suara yang sudah dicoblos, masuk kepelabuhan Tanjung priok, sepertinya tidak lagi perlu nalar dan logika untuk menghembuskan isu tersebut. Jelas itu kabar bohong, karena pada kenyataannya, Surat suaranya saja belumlah dicetak. Itu berdasarkan keterangan KPU.
"Dengan beredarnya (kabar) bahwa surat suara sudah beredar dengan jumlah yang disebutkan tujuh kontainer, jumlahnya 80 juta surat suara, itu bagi KPU serius. Karena KPU belum mencetak, proses pengadaan sedang berjalan, nyetak saja belum," ujar Komisioner KPU, Hasyim Asy'ari. (Detik.com)S.
ebelumnya, Wasekjen Partai Demokrat, And Arief, menghembuskan isu ada 7 kontainer suara yang masuk di  Tanjung Priok dalam keadaan tercoblos. Anak buah SBY itu memberikan pernyataan itu dalam cuitan di akun Twitter-nya. Namun Cuitan Andi Arief itu sudah dihapusnya, karena isu ini menjadi viral dan dibantah KPU.
Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya, karena ini kabar sudah beredar," cuit Andi Arief melalui akun @AndiArief_.
Ternyata Demokrat benar-benar all out untuk mendukung Prabowo-Sandi, terbukti, sampai menyebarkan hoax pun sanggup elit politiknya lakukan. Penyebaran kabar bohong adalah perbuatan Kriminal, maka dari itu KPU sudah melaporkan ke Cyber Crime Mabes Polri.
Tidak salah kalau Prabowo punya pandangan, bahwa Politik itu bukanlah tentang baik dan buruk, tapi tentang Menang dan Kalah, sehingga cara dan etika meraih kemenangan bukanlah sesuatu yang penting baginya, soal moral berpolitik diabaikan begitu saja, yang terpenting harus menang, bagaimana pun caranya, termasuk juga menyebarkan hoax, yang bisa menjatuhkan lawan.
Menurut informasi yang beredar, tujuh kontainer tersebut datang dari China.
Informasi itu menyebut bahwa masing-masing kontainer berisi 10 juta lembar surat suara dan satu kontainer telah dibuka.
Kabar tersebut juga menyebutkan surat suara sudah dicoblos pada gambar pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01.
Siapapun Penyebar isu ini haruslah segera ditangkap, agar modus yang serupa tidak terjadi lagi menjelang Pilpres 2019. Komitmen untuk sama-sama menjaga Pemilu Damai, hanyalah sebatas ucapan, nafsu untuk mengalahkan lawan, dan meraih kemenangan tanpa bermoral pun tetap saja dikedepankan.