Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Jokowi-Ma'ruf Amin Belum Aman

8 Desember 2018   05:48 Diperbarui: 8 Desember 2018   05:51 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Di masa kampanye nanti, Jokowi-Ma'ruf akan diserang habis-habisan, khususnya Jokowi sebagai Petahana. Karena hanya cuma itu cara lawan untuk men-downgrade elektabilitas Jokowi-Ma'ruf. Semua celah kelemahan Jokowi akan hangat dibicarakan di Media Sosial, karena Prabowo-Sandi akan lebih memanfaatkan media sosial ketimbang Media mainstream.

Sangat mungkin serangan yang akan dihadapi lebih brutal, karena nettizen yang sudah ditumpulkan nalar dan logikanya dengan kebohongan yang terus berulang, akan sangat mudah mencerna berbagai berita bohong. Kebohongan yang dilakukan secara berulang-ulang, akan dianggap sebagai sebuah kebenaran.

Tinggi atau rendahnya pendidikan akan sama saja daya serapnya terhadap kebohongan, hal itu dikarenakan masifnya kebohongan disebarkan dalam waktu yang lama, dan itu sudah terbukti, seperti yang dikatakan Jokowi, bahwa ada 9 juta orang yang termakan isu, dan percaya kalau Jokowi aktivis PKI, padahal hampir rerata pendidikan mereka cukup tinggi, namun daya serapnya terhadap Hoax pun cukup tinggi.

Meskipun Jokowi berpasangan dengan Ma'ruf Amin yang seorang Kiyai dan Ulama yang cukup disegani, namun tetap saja tidak akan mengurangi niat mereka, untuk menyerang lebih brutal. Cara yang Paling efektif untuk menangkis serangan tersebut adalah, dengan tidak menanggapinya, karena semakin ditanggapi semakin mengena sasaran lawan.

Jokowi-Ma'ruf jangan anggap enteng lawan, dan jangan merasa sudah aman. Banyak jebakan-jebakan yang berbahaya, salah satunya kasus Pembantaian pekerja Jembatan di Nduga Papua, salah dalam cara penanganannya akan memberikan efek yang buruk bagi Jokowi khususnya. Ada celah pelanggaran HAM yang akan menjadi amunisi bagi lawan.

Amnesty Internasional yang biasanya tidak terlalu peduli terhadap pelanggaran kemanusiaan di Timur Tengah, tiba-tiba memberikan peringatan bagi Indonesia, saat Pemerintah ingin mengambil tindakan tegas tehadap KKB di Nduga, Papua, tentunya ini bukanlah hal yang biasa.

Tim Sukses dan relawan Jokowi-Ma'ruf tidak bisa cuma kampanye keberhasilan Jokowi, tapi juga harus mendekati akar rumput, meng-counter isu-isu negatif yang akan dihembuskan lawan. Euforia keberhasilan Jokowi tidak akan terlalu dimengerti akar rumput, mereka cenderung merasakan efek dari situasi yang nyata dihadapannya.

Bagi akar rumput, stabilitas harga kebutuhan pokok akan lebih dirasakan manfaatnya, daripada sekedar janji-janji politik yang belum bisa mereka manfaati. Solusi yang cepat tanggap terhadap persoalan yang sedang dihadapi masyarakat, jauh lebih bisa dirasakan.

Ingat ocehan Amien Rais, Pilpres 2019 sama seperti Perang Bratayudha dan Armageddon. Semoga saja apa yang dikatakan Amien Rais tersebut hanya sebatas Psywar, bukanlah isyarat untuk melakukan pendekatan perang, dan menciptakan kiamat Pemilu dalam upaya meraih kemenangan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun