Kadang kekecewaan itu datang karena sesuatu yang diperkirakan tidak sesuai dengan harapan. Ibarat memancing dengan umpan yang besar, mengharap akan dimakan ikan yang besar, ternyata umpannya cuma dicolek ikan kecil. Begitulah Pula Reuni Akbar 212, berharap liputan media secara besar-besaran, nyatanya cuma diliput oleh satu media yang selalu setia.
Seharusnya memang acara yang begitu spektakuler kalau dilihat secara jumlah massa, akan diliput berbagai media dihalaman utama, namun kenyataannya tidaklah demikian. Jelas kenyataan itu membuat Prabowo kecewa, seakan-akan Jurnalis dan media tidak menghargai sama sekali Rencana besar tersebut.
Luput dari liputan media itu artinya apa yang sudah dirancang tidak sesuai dengan ekspektasi. Memang realitas tidak selalu sesuai dengan hayalan, karena memang manusia punya hak sebatas rencana, selebihnya bukanlah Kuasa manusia. Inilah yang kadang tidak diperhitungkan oleh para Jumawa.
Acara yang begitu besar dan spektakuler tersebut diharapkan menarik perhatian media, namun kenyataan tidak demikian. Ada sesuatu yang menggantung dari sebuah harapan yang besar. Efek elektoral yang diharapkan dari publikasi media, ternyata jauh dibawah ekspektasi. Media tidak merespon acara tersebut, tentunya mempunyai dasar pertimbangan yang lain.
Meliput atau tidaknya sebuah acara tentunya hak independensi media, yang tidak bisa dicampuri oleh siapapun. Sering media disalahkan hanya karena dinilai berat sebelah, padahal media memuat atau tidaknya sebuah objek pemberitaan, tidak saja didasari oleh nilai berita, dan Penting atau tidaknya sebuah objek berita.
Bisa jadi media sudah mencium kalau acara Reuni Akbar 212 itu sangat bernuansa Politik, sehingga jika media meliputnya bisa dianggap sebagai media partisan. Pada kenyataannya, acara tersebut memanglah merupakan penggalangan suara bagi Prabowo-Sandi, meskipun dikemas sedemikian Rupa sebagai forum konsolidasi dan silaturahmi umat Islam, tapi tetap saja nuansa politiknya lebih mengemuka.
Betapa Murkanya Prabowo melihat kenyataan tersebut, karena memang acara tersebut tidak di blow up media, padahal efek dari blow up media diharapkan bisa mendongkrak elektabilitasnya dalam Pilpres 2019, namun kenyataan berkata lain, acara tersebut tidak diliput media mainstream arus utama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H