Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Koalisi Prabowo-Sandi seperti Api dalam Sekam

17 November 2018   09:20 Diperbarui: 17 November 2018   10:47 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau sekam terbakar, diluar tidak terlihat terjadi apa-apa, tapi di dalam sudah terbakar dengan hebatnya. Analogi seperti inilah yang terjadi dengan koalisi Prabowo. Kuatnya kendali dari eksternal, sehingga persoalan diinternal tidak terlalu dihiraukan.

Demi ingin mengulangi kesuksesan di Pilkada DKI 2017, Prabowo dan Gerindra lebih berkompromi dengan mesin Politik Massa yang di Motori Alumni 212, ketimbang Partai Koalisinya. Partai Koalisinya lebih fokus pada Pemilu Legislatif daripada mengampanyekan Prabowo-Sandi, akibatnya mesin Partai tidak berjalan.

SBY sebagai rekan koalisi semakin terang-terangan menyerang Prabowo-Sandi, yang sampai saat ini belum mengampanyekan programnya sebagai pasangan Capres dan Cawapres. Sebagai Mantan Presiden RI yang menjabat selama 2 Periode, sangat berpengalaman sebagai Capres, dan tahu apa yang seharusnya dilakukan seorang Capres.

"Saya pernah 2 kali jadi Calon Presiden. Saya tak pernah menyalahkan & memaksa Ketum partai-partai pendukung utk kampanyekan saya *SBY*" tulis Presiden keenam RI ini.

SBY menegaskan, dalam pilpres, yang paling menentukan adalah sosok capres. Capres adalah 'super star'. Oleh karena itu, capres harus miliki narasi dan gaya kampanye yang tepat (Kompas.com).

Pernyataan tersebut terlontar atas reaksi dari desakan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani. Muzani sempat menyebut bahwa SBY berjanji melakukan kampanye untuk Prabowo-Sandi, namun sampai saat ini hal tersebut belum dilakukan.

Bibit perpecahan diinternal Koalisi Prabowo-Sandi ini ibarat api dalam sekam, yang perlahan-lahan membakar dari dalam. Kalau tidak cepat diatasi, hal ini akan memicu perpecahan yang nyata. Boro-boro membangun kesolidan koalisi, yang terjadi malah sebaliknya.

Reaksi di luar internal koalisi juga dikemukakan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, yang juga menyoroti belum adanya kampanye program dari Prabowo-Sandi. Namun reaksi Megawati tersebut tidak terlalu direspon oleh Koalisi Prabowo-Sandi.

Memang kalau diamati, mesin Politik Prabowo-Sandi berjalan secara pincang. Koalisi yang tergabung mendukung setengah hati, namun diluar itu, Ormas yang tergabung dalam Alumni 212, mendukung setengah Mati, karena mendapat amunisi yang memadai dari Donatur Politik Prabowo-Sandi. Kampanye berjilid-jilid dalam kemasan Bendara Tauhid pun sudah mulai digelar, untuk memancing reaksi lawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun