Ketua Umum Partai Demokrat, yang juga mantan Presiden RI yang ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mensinyalir maraknya Politik Identitas sejak Pilkada DKI 2017. Apa yang disinyalir SBY tersebut tidaklah salah. Dalam Pilkada DKI 2017, Gerindra dan koalisinya PKS memang memainkan Politik Identitas untuk memenangkan Jagoannya.
Kenapa baru dirasakan SBY sekarang? Karena SBY pun merasakan jika Partai koalisinya di Pilpres saat ini masih memainkan Politik Identitas, dan itu sangat berbeda dengan kultur Politik Partai Demokrat yang dipimpinnya. Seperti yang dikatakannya saat pembekalan Calon anggota Legislatif Partai Demokrat di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Sabtu (10/11/2018).
"Sejak berlangsungnya Pilkada Jakarta 2017 lalu saya berani mengatakan bahwa politik kita telah berubah. Yang berubah adalah makin mengemukanya politik identitas, atau politik SARA dan politik yang sangat dipengaruhi oleh ideologi dan paham,"Â kata SBY.
Apa yang dirasakan SBY tersebut memang seperti itulah adanya. Gerindra, PKS dan PAN, memang sedang asyik memainkan Politik Identitas dan SARA dalam Pilpres 2019, karena ingin mengulangi kesuksesan Pilkada DKI 2017 yang lalu. Ormas pendukungnya pun menyambut baik gagasan tersebut, sehingga kampanye yang dikemas dengan berbagai acara yang dibungkus Agama pun sudah dimulai.
Untuk mengingatkan tentang bahayanya Politik Identitas dan SARA, dalam pidato sambutannya tersebut dia mengingat kader Partainya secara tidak langsung, agar tidak terjebak dalam permainan politik Identitas dan SARA. Jadi tidak aneh kalau Demokrat mengambil jarak dengan Partai koalisinya, dengan alasan ingin fokus di Pemilu Legislatif.
"Oleh karena itu Partai Demokrat mengajak dan meyerukan kepada saudara-saudara kami para komponen bangsa, juga para elite politik serta pemimpin-pemimpin partai politik untuk sekali lagi bersama-sama mencegah terjadinya politik identitas dan benturan ideologi dan paham," kata dia.
"Jangan sampai menjdi ekstrem, lihat apa yang terjaid di banyak negara di dunia saat ini, bukan hanya di Timur Tengah, tapi juga di negara lain yang mengalami mala petaka besar karena politik identitas, politik dengan kebencian yang mendalam, benturan ideologi," lanjut SBY. (Kompas.com)
Himbauan SBY ini tentunya tidak akan mempengaruhi Partai Koalisinya, mengingat kesuksesan yang pernah dicapai pada Pilkada DKI 2017, adalah karena memainkan Politik Identitas dan SARA, dimata koalisinya tidak ada Cara lain untuk memenangkan Pilpres 2019, selain dengan Cara memainkan Politik Identitas.
Sikap SBY dan Demokrat ini tentunya memancing konflik internal dikubu koalisinya, sehingga muncul pernyataan Eggy Sudjana yang menganggap SBY dan Demokrat sebagai banci, tidak konsekwen dalam berkoalisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H