Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Lebih Mudah Menyebut Gendoruwo daripada "Firehose of The Falsehood"

11 November 2018   06:33 Diperbarui: 11 November 2018   07:21 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Politik membangun ketakutan itu adalah produk dari teknik propaganda "Firehose of The Falsehood," yang digunakan Donald Trump, saat Pilpres Amerika. Dimana strategi yang mengemuka dari propaganda Politik ini adalah membangun ketakutan dengan membunuh akal Sehat.

Jokowi menangkap esensi dari strategi ini bagi pelakunya sebagai politisi gendoruwo, bagi Jokowi lebih simpel mengatakan Gendoruwo daripada Firehose of The Falsehood yang begitu ribet. Jadi politisi yang gemar menakut-nakut masyarakat dalam berkampanye, dianggap Jokowi sebagai politisi gendoruwo.

Dalam masyarakat kita, kata gendoruwo itu lebih mudah dikomunikasikan, dan gampang dimengerti maknanya ketimbang Firehose of The Falsehood. Dalam pola komunikasi Politik memang menyampaikan yang mudah dimengerti oleh masyarakat, adalah cara yang efektif dalam komunikasi Politik.

Yang menariknya, sejak Jokowi mengeluarkan istilah politisi sontoloyo, sampai akhirnya keluar istilah baru lagi politisi gendoruwo, kedua istilah ini direspon oleh kelompok yang sama. Secara komunikasi Politik, apa yang disampaikan Jokowi ternyata tepat sasaran, dan terbukti politisi sontoloyo dan gendoruwo langsung meresponnya.

Masyarakat pun tidak perlu lagi mencari tahu, siapa politisi sontoloyo dan gendoruwo yang dimaksud Jokowi. Begitu Jokowi bilang politisi sontoloyo, maka politisi sontoloyo langsung keluar semua, begitu Jokowi bilang politisi gendoruwo, gendoruwo-nya muncul semua.

Bagi Kita penikmat panggung Politik Huru-hara sekarang ini menjadi tahu, kubu mana yang pandai menciptakan "Gimmick" Politik, sehingga ruang Politik tersebut membangkitkan hal yang lama sudah dikenal, kembali mengemuka dan menjadi istilah yang populer didalam perpolitikan Indonesia.

Politisi Sontoloyo dan Gendoruwo itu memang ada. Dijaman Orde Baru juga banyak politisi sontoloyo dan gendoruwo, jangan-jangan kemunculan politisi sontoloyo dan gendoruwo ini memang menjadi tanda-tanda kebangkitan Orde Baru. Kalau melihat wajah-wajah yang mengemuka saat ini memang wajah-wajah produk Politik Orde Baru.

Sudah cukup Orde Baru saja yang sekian puluh Tahun menakut-nakut masyarakat, sehingga masyarakat kita terjebak dalam kebodohan sekian lama, ditengah-tengah ketamakan elit Politik Orde Baru. Sekarang saatnya kita membuat bangsa lain takut dan segan kepada negara kita, bukan malah menakut-nakuti bangsa sendiri. Seperti yang dikatakan Presiden Jokowi,

"Saya kira ya penting sangat penting sekali untuk kita ditakuti begitu lho. Yang ditakuti itu negara lain, jangan malah menakut-nakuti bangsanya sendiri. Jangan nakut-nakutin masyarakat tapi nakut-nakutin bangsa lain gitu loh,"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun