Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lelaki yang Ingin Membeli Agama

5 November 2018   05:44 Diperbarui: 5 November 2018   08:14 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Lelaki senja menyusuri pasar, yang setiap Lima Tahunan
ramai dipenuhi penjaja agama
Lelaki yang tidak pernah mengecap Agama itu
Termanggu ditengah keramaian pasar
Betapa bernafsunya orang-orang yang menjajakan Agama

Lelaki yang ingin membeli agama mengurungkan niatnya
Dia begitu curiga, begitu entengnya orang-orang menjajakan Agama
Dagangan diobral seakan-akan tidak ada harganya
Sementara, dia ingin membeli agama yang begitu sakral
Demi ingin memperbaiki moral dan mencecap rasa beragama
Tontonan dihadapannya adalah kemunafikan

Lelaki yang ingin membeli agama, hanya membeli atributnya
Seperti yang dipakai orang-orang dipasar lima tahunan itu
Atribut agama dijual murah agar siapapun bisa memakainya
Lelaki senja yang bodoh, seketika cerdas ditengah kebodohan
pasar Lima tahunan

Kini lelaki yang ingin membeli Agama
Tak perlu susah payah membeli Agama, cukup mengenakan atribut Agama
Dia layaknya seorang ulama, tetap bisa menebar Sumpah serapah
Meskipun berjubah agama dan lengkap dengan segala atributnya

Lelaki yang mulai Renta itu, seketika cerdas dan jumawa
Atribut agama membuatnya percaya diri ditengah pasar Lima tahunan
Sudah susah membedakan dirinya yang dulu dengan sekarang
Dia berteriak kencang dipasar Lima tahunan, mengumandangkan ayat-ayat
yang tidak dia mengerti tafsirnya
Lelaki yang ingin membeli Agama, tidak terlihat bodoh dengan jubah agama

Jakarta 06112018
Ajinatha

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun