Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Kasus Penganiyaan Ratna Sarumpaet Akan Menyasar ke Mana?

2 Oktober 2018   22:12 Diperbarui: 2 Oktober 2018   22:22 1049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang tidak mungkin dalam politik, semua dimungkinkan, dan semua bisa diciptakan, Demi kepentingan syahwat Politik. Dalam Politik semua bisa dibolak balik seperti martabak, bahkan kurang matang pun dimasa dimatangkan.

Begitulah sejatinya politik, permainan Politik itu memang untuk dikonsumsi rakyat yang tidak melek Politik, yang mudah menangkap isi berita dengan emosinya bukan dengan nalar dan akal sehatnya.

Skenario apa yang ada dibalik isu penganiyaan terhadap Ratna Sarumpaet.? Ini pertanyaan secara politis yang ada di kepala orang-orang yang memiliki nalar Politik, orang-orang yang tidak mudah termakan isu Politik. Benarkah ada kejadian tersebut, bisakah direkonstruksikan kejadiannya, apakah Ratna yang menjadi korban benar-benar secara kondisi ada bekas penganiayaannya.

Pada kenyataannya kalau melihat secara fisik memang ada bekas penganiayaan ditubuh Ratna, khususnya dibagian wajah babak belur akibat penganiyaan. Artinya ini peristiwa serius yang sangat mungkin punya implikasi Politik.

Kepolisian harus segera merespon peristiwa ini secara cepat. Karena kasus ini bisa dijadikan alat untuk memicu konflik Politik. Gejala kearah Sana sudah mulai tampak kepermukaan. Kalau ada kejadian, tentunya ada korban, juga pastinya ada pelakunya. Inilah tugas aparat kepolisian.

Kesimipang-siuran informasi yang didapat masyarakat, sangat mungkin akan dijadikan amunisi untuk menyerang kubu Jokowi sekaligus Pemerintah. Komitmen untuk mengedepankan Politik yang bermartabat jangan cuma jadi isapan jempol, karena tidak dipatuhi secara konsisten.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Barat Kombes Umar Fana mengatakan pihaknya telah mengecek delapan rumah sakit di Cimahi. Hasilnya, tak ada nama Ratna. Sementara sebelumnya Ratna Sarumpaet mengakui dianiaya oleh sekelompok orang, dan dia sempat mendatangi salah satu rumah sakit di Cimahi. (Detik.news)

Dari peristiwa ini sebetulnya bisa ditelusuri kebenarannya, rumah sakit apa yang dia datangi, bukankah kepolisian sendiri sudah mengecek 8 rumah sakit, kenyataannya pengakuan pihak rumah sakit mengakui tidak ada menerima pasien yang bernama Ratna Sarumpaet. Imformasi pihak mana yang layak dipercaya, kalau pihak kepolisian sendiri belum bisa membuktikan apa yang diakui Ratna.

Semua pihak harus jernih melihat kasus ini, itu kalau memang ingin menjaga agar situasi Politik menjelang Pilpres 2019 tetap kondusif. Lain soal kalau memang ada Skenario lain ingin menciptakan situasi yang tidak diharapkan, Demi kepentingan Politik semata.

Kasus ini sangat mudah diusut kebenarannya, asal pihak yang merasa menjadi korban memang ingin menyelesaikannya secara hukum, bukan dengan Cara yang lain. Kalau pada akhirnya karena kasus ini diperalat untuk memprovokasi Massa, itu artinya ini bukanlah riil kasus penganiyaan.

Secara kronologis apa yang diceritakan Ratna pada Prabowo tentang kasus penganiyaan terhadapnya, yang berdasarkan pengakuan Ratna terjadi pada 21 September 2018 yang lalu, sangat mungkin bisa direkonstruksikan, asal Ratna benar-benar ingin kasus tersebut dituntaskan, dan tidak untuk diseret ke ranah Politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun