Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pemimpin dan Jejak Sejarah

27 September 2018   08:20 Diperbarui: 27 September 2018   08:57 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jejak sejarah adalah jejak Masa lalu, jejak langkah yang tertinggi dalam catatan sejarah. Jejak tersebut tidaklah bisa dihapus begitu saja, akan selalu membekas.

Hanya tipu daya yang bisa menghapus sejarah, hanya ingatan dan perasaan abai yang bisa menghilangkan sejarah. Jejak sejarah samahalnya catatan Amal baik atau amal buruk, akan selalu tercatat.

Tidak ada seorang pemimpin pun yang tidak meninggalkan jejak sejarah, yang menjadi persoalan, apakah jejak tersebut tercatat baik, atau tercatat buruk, sejarah baik atau sejarah buruk yang akan diwarisi kepada generasi selanjutnya.

Seorang pemimpin merupakan bagian dari sejarah dan peradaban. Itulah yang akan menjadi catatan baik yang akan diwariskan. Pemimpin dengan catatan kelam, dengan sejarah kekejaman, tetap Akan diingat kebiadabannya.

Jangan berpikir, satu kebaikannya akan menghapus semua kebiadabannya. Satu kebaikan bisa saja menghapus seribu keburukan, tapi jejak sejarah yang ditinggal tidak bisa dihapus begitu saja.

"Lenyapnya perikemanusiaan dalam kegalauan sosial yang busuk, berarti pula tipisnya kepribadian, bukan saja sebagai bangsa, tetapi juga sebagai individu.
Dan bangsa atau nasion yang begitu mudah menanggalkan perikemanusiaan dengan sendirinya mudah pula tersasar dalam perkembangan sejarah."
(Pramoedya Ananta Toer)

Apa yang dikatakan Pramoedya diatas, adalah penggambaran pentingnya Rasa kemanusiaan, Kita pernah mengalami kebiadaban sejarah, dimana menghilangkan Nyawa orang tak berdosa dianggap biasa.

Kebiadaban sejarah adalah manifestasi dari runtuhnya sikap kemanusiaan. Kebiadaban yang dilakukan seseorang terhadap manusia lainnya, adalah juga disebabkan tidak adanya nilai prikemanusiaan yang dimilikinya.

Kita ini bangsa yang sangat pemaaf, bahkan sangat mudah memaafkan, sehingga sejarah kelam yang pernah Kita alami pun dengan mudah kita maafkan.

Sejarah seorang pemimpin atau pun calon pemimpin, adalah jejak langkah masa lalu. Tapi juga adalah catatan rekam jejak yang tidak bisa dilupakan begitu saja, karena membekas dalam hati dan sanubari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun