Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Kalau Ngomong Erick Thohir Jangan Pakai Sandi

21 September 2018   07:25 Diperbarui: 21 September 2018   08:45 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata dalam Strategi komunikasi Politik, semakin seseorang Tokoh banyak dibicarakan secara tidak langsung maka itu akan menjadi promosi "Gratis" bagi dirinya.

Secara logika benar juga sih..ada konsultan Politik yang memformulisikannya seperti itu, dalam menaikkan elektabilitas tokoh politiknya, bahkan tokoh yang digarap diajarkan untuk mencari perhatian publik dengan pernyataan aneh, juga tingkah Laku yang aneh.

Dengan demikian tokoh yang digarap akan menjadi Pusat perhatian publik, dibicarakan setiap saat, setiap waktu. Kalau sudah begitu maka mudah baginya untuk menyampaikan program apapun, karena apa yang disampaikan pasti banyak yang mendengar.

Strategi marketing secara umum pun memang demikian. Bahwa semakin sebuah produk banyak dibicarakan, maka akan semakin laku dipasaran, terlepas dari kualitas produk itu sendiri. Semakin baik kualitasnya, maka akan semakin diminati.

Pada kenyataannya memang demikian. Kita mungkin masih ingat, ketika Jokowi Pertama Kali muncul dimedia, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, dengan berbagai tudingan dan fitnah yang diterimanya.

Ternyata hal yang demikian bukanlah malah membunuh karakternya, tapi sebaliknya menaikkan elektabilitasnya sebagai kandidat. Yang seperti itu terus berulang. Jokowi dapat promosi gratis dari lawan politiknya, sehingga dari Dua Kontestasi yang diikutinya (Pilkada DKI 2012 - Pilpres 2014), Jokowi menjadi pemenangnya.

Jadi kalau mau jualan Erick Thohir dengan segala kelebihannya, ya ngomong Erick Thohir aja gak usah pakai Sandi. Supaya tidak ikut serta memasarkan Sandi. Konsultan Politik Sandi sangat tahu kekurangan produk politiknya, sehingga strategi yang digunakan pun dengan menjual kekurangannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun