Sontak media ditanah air memberitakan dan mengaprisiasi prestasi atlit atletik Lalu Muhammad Zohri (Lalu), atas prestasinya sebagai sprinter Dunia 100 meter di Finlandia. Padahal biasanya cabang atletik jauh dari publikasi, dan atlitnyapun kurang menjadi perhatian para Jurnalis, jadi wajar kalau Muhammad Bob Hasan bilang Jurnalis cuma meliput sepak bola saja.
Lalu sebelumnya memang bukanlah siapa-siapa, hanya seorang atlit yang miskin, tinggal digubuk reot dikampung daerah Nusa Tenggara Barat. Namun karena prestasinya yang dianggap luar biasa tersebut, kemenangannya disambut secara gegap gempita ditanah air, seketika rezeki Lalupun mengalir. Semua orang ingin memberikan perhatian kepada Lalu.
Tapi dibalik keberhasilan dan Prestasi Lalu, banyak Hal kegetiran yang mencuat. Lalu sebagai atlit atletik dianggap angin lalu, kurang perhatian dan kurang dukungan. Berbagai media dan pemberitaan mulai menebar berbagai kesalahan disekitar prestasi yang sudah diraih Lalu. Mulai dari tidak adanya bendera Indonesia yang disiapkan official atlit, sampai dukungan supporter, seperti halnya atlit Amerika dan negara lainnya.
Dalam Tulisan ini saya bukanlah ingin mengamati hal-hal yang bersipat tekhnis didunia olah raga, khusus nya atletik. Saya hanya ingin membahas efek Politik dari kemenangan Lalu, karena saya memang tidak memiliki kompetensi dalam bidang olah raga, meskipun postingan ini ada dirubrik olah raga.
Kembali kesoal keriuhan diseputar Kemenangan Lalu. Dianggap kurangnya dukungan Pemerintah terhadap keberhasilan Lalu ini pun pada akhirnya dijadikan amunisi bagi para politisi oposisi untuk menghantam pemerintahan Jokowi, yang nota bene adalah Petahana di Pilpres 2019. Kontoversi Bendera Merah putih yang dibawa Lalu saat lepas digaris finish, menjadi polemik yang hangat disosial media, karena bendera tersebut bukanlah dari official atlit Indonesia, tapi dari orang Polandia.
Memang sampai saat ini Kita belum pernah mendengar pernyataan Menpora Imam Nahrawi, belum ada pernyataan dimedia Lalu mau dibawa kemana Setelah menjadi Juara Dunia, jangan sampai Lalu cuma dianggap Angin yang lalu oleh Menpora. Simpang siur soal pembiayaan keberangkatan Lalu ke Finlandia pun disantap publik dengan tanpa ada klarifikasi dari Menpora.
Sementara awak media mendapat penjelasan dari Bob Hasan, bahwa semua kebutuhan Lalu untuk mengikuti kompetisi di Finlandia atas biaya Pribadi, penjelasan lain dari Pemerintah, bahwa anggaran untuk PASI yang mengurusi semua kegiatan Atlit cabang Atletik sekitar 10 Milyar, Bob Hasan sendiri selaku Ketua PASI sejak jaman Orde Baru, Juga mengakui mengeluarkan uang pribadinya sekitar 10 Milyar, lantas pernyataan yang Mana yang benar, dan pernyataan Mana yang layak didengar.
Menpora wajib memberikan keterangan Peers terkait berbagai isu yang berkembang disosial media, terkait segala Hal yang menyangkut pengelolaan Atlit Atletik yang selama ini dianggap Angin Lalu, sehingga tidak pernah diperhitungkan untuk menjadi juara disetiap kompetisi. Benarkah Pemerintah kurang perhatian terhadap cabang Atletik, benarkah tidak ada anggaran yang memadai untuk pembinaan atlit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H